Telepon berdering tak hentinya. Adam yang tak jauh dari situ, tak bergeming sedikitpun. Dari arah dapur terlihat seorang ibu bergegas ke ruang tengah untuk mengangkat telepon.
''Adam...! Kok gak diangkat seh Nak? Ibu khan lagi di dapur... Kamu lagi capek banget dari pulang sekolah yah?...'' tanya Ibunya Adam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
''...''
''Hallo!.... Wa'alaikumsalaam.... Iyah... Adam ada di sini kok To... Sebentar yah!.... Dam, neh si Yanto mo ngomong...''
''Ibu... Mohon bilangin ajah kalo Akunya lagi gak mau diganggu...''
''Loh kok?''
''Plisss...!!!''
''Iyah deh... Kayaknya kamu lagi capek... Hallo nak Yanto... Maaf neh Adamnya lagi istirahat... Bisa telpon lagi nanti yah?... Baik... Wa'alaikumsalaam...!''
Ibunya pun menghampiri Adam, sambil meletakkan telapak tangannya di kening dan leher Adam.
''Gak... Kamu gak panas kok... Kamu kenapa seh Dam?''
''Hmmm... Aku lagi males ngomong ama Yanto Bu.''
''Kenapa?''
''Duh... Males neh ceritainnya...! Pokoknya dia punya salah ama Aku... Trus dia gak minta maaf lagi...''
''Kamu dah bicara ama dia?''
''Justru kayaknya dia gak ngeh, kalo dia dah buat salah sama Aku...''
''Lah... Trus gimana dia bisa tahunya dong?''
''Dia cari tahu aja sendiri!''
''Jadi biar dia tersiksa, karena kamu diemin, gituh? Biar terbalas dengan setimpal kesalahan dia ke kamu?''
''Iyah...''
''Ih Kamu neh! Jangan kayak gitu dong Dam! Jangan ngarepin dia tahu sendiri kesalahannya dia ke kamu! Dan jangan ngarepin dia minta maaf sama kamu! Sebaiknya kamu memberi maaf dia, sebelum dia minta maaf... Mungkin saja cuman salah paham kecil...''
''Abisan... Aku marah sekali Bu... Biar tau rasa dia!''
''Ih...! Jangan nyumpah-nyumpahin kayak gitu dong...! Marah itu jangan Kamu bawa-bawa untuk tidak memaafkan dia... Malah kamu jadi berat hati dan tersiksa sendiri... Apalagi sampai merasa dendam dan ingin membalasnya... Bisa-bisa, kalo Yantopun jadi minta maaf, malahan Kamu gak mo maafin dia sama sekali...''
''Gengsi...! Ibu gak tau seh masalahnya apa...''
''Kamu memberi balasan memang boleh... Tapi lebih utama memberi maaf... Apalagi memberi maaf, sebelum dia meminta maaf... Karena memberi maaf itu lebih utama, daripada mengharapkan minta maaf... Di Al Qur'an saja yang tertera adalah kewajiban memberi maaf... Meminta maaf malah tidak ada... Yang ada meminta ampun sama Allah...''
''Kok?''
''Coba deh Kamu rasa... Mana yang lebih berat? Meminta maaf atau memberi maaf?''
''Memberi maaf kayaknya... Tapi kenapa berat yah Bu?''
''Karena kalo Kamu merasa teraniaya oleh kesalahan orang lain... Rasa amarah dan benci lebih mendominasi Kamu... Makanya kenapa berat... Dan lagipula kalo Kamu belum memberi maaf, Kamu seakan menguasai dan memegang nasib kehidupan dia... Padahal kamu bukan Tuhan yang berhak memberi ampunan atau tidak...Yang ada jadinya berharap orang tersebut mendapatkan keburukan dan kesialan... Atau jika dia minta maaf, malah kita gak mau memberi maaf... Dan itu adalah perbuatan yang tidak terpuji...Malah kita menjadi berdosa...''
''Iyah aku paham... Tapi setidaknya khan dia juga punya kemauan minta maaf bukan?''
''Kendalanya mungkin si yang bersalah bisa jadi gak tau, kalo dia telah berbuat salah atau menyinggung Kamu... Atau bisa jadi karena ada hambatan sosial, dimana dia juga sebenarnya malu meminta maaf karena gengsi atau karena mungkin merasa bisa langsung dimaklumi... Misalkan abangmu minta maaf sama Kamu, karena dia merasa lebih tua dari Kamu... Mana lebih gengsi? Meminta maaf atau memberi maaf?''
''Meminta maaf seh pastinya...''
''Sudahlah, maafkan saja! Kalo kamu gak usah cerita ke dia juga gak apa-apa... Karena jika kamu bersabar dan memberi maaf sebelumnya, Kamu justru mendapat penghapusan dosa dan penambahan pahala, karena Kamu telah dianiaya... Tapi kalo Kamu cerita ke dia juga boleh banget... Mungkin dia bisa tahu apa yang membuat kamu tersinggung dan dia ingin merubahnya, malah bermanfaat juga buat dia... Yang pasti dengan cara yang baik-baik memberi maafnya...''
''Iya deh... Maaf ya Bu, kalo aku tadi gak ngangkat telponnya...''
''Iya kok Nak... Ibu maklumin...Dah dimaafin Kok... Makan siangnya bentar lagi selesai... Ibu masakin makanan kegemaran Kamu tuh...''
''Teri Medan yah? Asyikkk!!!''
"Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada Tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah?'' (Q.S. Al-Nur 24: 22-23).
''Apabila kamu memaafkan, dan melapangkan dada serta melindungi, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang.'' (Q.S. Al-Thaghabun 64: 14).
''Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.'' (Q.S. Al Baqarah 2: 263)
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Ali 'Imran 3 : 134)
(Q.S. Al Baqarah 2: 178), (Q.S. Al Baqarah 2 :237) , (Q.S. Asy Syura 42: 37)
Dari Abdullah bin Shamit, Rasulullah saw. bersabda, "Apakah tiada lebih baik saya Beritahukan tentang sesuatu yang dengannya Allah meninggikan gedung-gedung dan mengangkat derajat seseorang?" Para sahabat menjawab, "Baik, ya Rasulullah." Rasulullah saw bersabda, "Berlapang dadalah kamu terhadap orang yang membodohi kamu. Engkau suka memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya kamu. Engkau suka memberi kepada orang yang tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu. Dan, engkau mau bersilaturahim kepada orang yang telah memutuskan hubungan dengan engkau." (HR. Thabrani)
Rasulullah bersabda: "Ada tiga hal yang jika dimiliki seseorang, ia
akan mendapatkan pemeliharaan dari Allah, akan dipenuhi dengan rahmat-Nya, dan
Allah akan senantiasa memasukkannya dalam lingkungan hamba yang mendapatkan
cinta-Nya, yaitu (1) seseorang yang selalu bersyukur manakala mendapat nikmat
dari-Nya (2) seseorang yang mampu meluapkan amarahnya tetapi mampu memberi maaf
atas kesalahan orang, (3) seseorang yang apabila sedang marah, dia menghentikan
marahnya." (HR Hakim)
akan mendapatkan pemeliharaan dari Allah, akan dipenuhi dengan rahmat-Nya, dan
Allah akan senantiasa memasukkannya dalam lingkungan hamba yang mendapatkan
cinta-Nya, yaitu (1) seseorang yang selalu bersyukur manakala mendapat nikmat
dari-Nya (2) seseorang yang mampu meluapkan amarahnya tetapi mampu memberi maaf
atas kesalahan orang, (3) seseorang yang apabila sedang marah, dia menghentikan
marahnya." (HR Hakim)
“Tidaklah Nabiyullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam ketika diberi dua pilihan melainkan beliau memilih yang paling mudah dari keduanya selama tidak mengandung dosa. Apabila mengandung dosa, beliau menjauhkan keduanya dari diri beliau. Demi Allah, beliau tidak pernah marah karena dirinya apa yang dilakukan terhadap diri beliau kecuali jika pengharaman Allah dilanggar maka beliau marah karena Allah.” (HR. Bukhari)
Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjelaskan, amal yang paling disenangi Allah SWT ada tiga, ' Memberi maaf sewaktu sempat membalas dendam, berlaku adil saat emosi, dan menaruh belas kasihan terhadap sesama hamba Allah.'
No comments:
Post a Comment