Tuesday, October 31, 2006

[Curhat]: Mulai Lagi Bikin Thesis Baru... Tapi Milih Judul Yang Mana?


Awal November sudah semakin dekat. Saatnya untuk mengulang kembali thesis untuk kedua kalinya. Tapi kali ini adalah kesempatan terakhir. Tadinya bisa tenang... kenapa makin hari malah makin deg-degan?

Ternyata pasalnya adalah saya belum bisa memastikan memilih judul yang mana dari sodoran para profesor. Kali ini saya pun tidak mencari sendiri tema, karena memang repot harus mencari bahan sana-sini sendirian dan belum tentu keterima karena harus melewati ujian kelayakan di depan profesor. Kalau ditolak bisa 'berabe'. Rugi waktu dan 'duit'.

Akhirnya bak ikuti air mengalir, saya harus meilih tawaran pak prof. Ada 3 Tema dengan perkiraan deskripsi seperti ini:
1. Hotel plus Multi Use di Airport untuk pesawat-pesawat kecil yang murah. Yang hanya terbang di sekitar Eropa saja. Titik Berat: Sirkulasi manusia, Pengelolaan Ruang, Interior, dan tentu saja Tampak Luar yang Ekspresif hingga Futuristik sebagai point 'mengundang' (Komersial)
2. Boarding School dalam kompleks kawasan Wisata berupa reruntuhan Biara Gereja dan Bangunan-bangunan tua yang sekarang dihuni oleh orang-orang kaya. Jadi di dekatnya akan dibangun sekolah (SMP dan SMA) termasuk asrama siswa dan pengajar dan ruang bersamanya.Semacam pesantren ato sekolah katolik ato mirip sekolahnya Harry Potter lahhh :P. Titik Berat: Ekspresi Bangunan yang menggambarkan ideologi penggunanya, Konsep kebersamaan, Pemilihan Struktur Konstruksi dan Bahan Bangunan.
3. Daerah Transisi berupa kompleks bangunan yang akan dibangun berdekatan dengan Stasiun Kota. Komplekini diharapkan bisa menghubungkan Stasiun dengan Komplek Perkantoran diseberangnya yang dihalangi oleh taman. Kotanya sendiri terdapat di Perancis dan berbatasan langsung dengan Jerman. Titik Berat: Menciptakan fungsi Multi Use dan koneksi antar fungsi lain disekitarnya pada komplek bangunan transisi yang akan dibangun.

Semester yang lalu saya mengambil tema perkotaan. Tema perkotaan selalu berdua mengerjakannya. Namun kali ini nampaknya judul 3 yg lebih 'city' agak berat jika bekerja sendirian karena temanya memang sulit. Belajar dari semester lalu, yakni tak ada satu orang jermanpun yang mau berkelompok dengan orang asing, dan lagipula pada saat pertemuan pertama, tidak ada satupun orang asing di sana kecuali saya. Tema nomer 3 nampaknya saya lepas, kecuali jika saya mendapatkan partner.

Untuk tema nomer 1, menarik dan menantang. Namun saya yang anti-komersil, masih berat meninggalkan idealisme :). Keuntungan utama saya adalah, dunia airport sudah saya kenal dengan baik, apalagi saya masih bekerja di Airport di Frankfurt sebagai Satpam :). Setelah survey lokasi, sepertinya tiba-tiba saya mendapatkan banyak kelemahan di lokasi untuk bisa memperkuat konsep, karena acuan ide sepertinya tak saya temukan kecuali Master Plan Aiport tersebut di 20 tahun mendatang (mungkin ini yang bisa jadi acuan). Padahal di kepala saya sudah berputar banyak ide-ide bagus sebelum survey. Nampaknya agak sedikit buyar, namun mungkin beberapa ide masih bisa dipertahankan.

Untuk nomer 2, tampak tidak istimewa di mata saya, terlihat mudah namun kadang bisa menipu karena mudahnya :D. Yang menjadi persoalan lokasinya terpencil, tak bisa dijangkau dengan angkutan umum, kecuali dengan mobil pribadi. Jadi survey bolak-balik lokasi tidak memungkinkan. Konsepnya akan sangat abstrak karena berkaitan dengan siapa pengguna bangunan dan apa ideologi mereka. Saya sendiri masih belum mendapatkan ide dari proyek ini.

Saya kali ini mungkin hanya bisa pasrah. Tidak ingin terlalu mengikuti kemauan sendiri apalagi idealisme. Kali ini saya akan serahkan kepada takdir. Moga Allah meberikan pilihan yang terbaik buat saya.

Ada masukan tidak dari rekan-rekan sekalian, sebaiknya saya pilih yang mana? Mungkin bisa membantu saya dalam memutuskan pilihan... silahkan! :)

Mungkin harus Shalat Istikharah neh... hehehehe :D

Monday, October 23, 2006

Pencuri Shalat


Ashar telah tergelincir. Tampak empat sosok memburu waktu yang akan menguning, untuk melakukan kewajiban di sebuah langgar. Waktu sempat terhalang sebelumnya oleh sebab musabab yang tak beri ijin untuk sesuai jadwal.

Setelah wudhu' membasuh noda-noda. Maju di antara mereka menjadi pimpinan atas barisan. Bergulirlah persembahan tuk sang Khaliq.

Entah mengapa seperti dikejar anjing tetangga, dua anggota kehilangan temponya. Sesekali nyaris pimpinan terdahulukan. Namun yang satunya tetap ikuti irama dengan seksama.

Hingga datang salam kedua. Lekas-lekas satu di antara dua, yang tadi sejenak terdiam, bangkit berdiri kembali mengambil tempat. Lalu melakukan gerakan yang serupa.

''Eh! Kok si Doni shalat sunnah seh? Mana ada?'' celetuk Bowo.

''Bukan lagi... Dia ngulang shalat tuh...'' jawab Tommy dari arah sebelahnya.

''Emang kenapa?''

''Tadi elo seh buru-buru shalatnya kayak mo balapan karapan sapi ajah... Hampir ajah elo nyuri 'start' si Eka... Sang imam... Si Doni di sebelah elo malah jadi latahan ikut elo juga deh...''

''Ah masak...? Gua gak nyadar tuh...''

''Iyalah gak nyadar... Wong pikiran ke mana-mana... Gak konsen seh... Mikirin apa seh? Lagi capek banget yah??? Mikirin kasur??? Emang lo tukang molor seh... hahahaha....''

''Yeeeeee...''

''Wo... Kalo shalat yang tenang, dinikmati namun konsen. Harus diutamakan tumaninah di tiap gerakan. Tiap-tiapnya diresapin dengan jeda. Shalat jadi khusyu', sempurna, dan bahagia. Mendingan lo ngulang juga... Daripada cuman sah doang tapi gak diterima... Gabung ajah ama si Doni jamaah... Tuh dia hampir 2 rakaat noh... Tapi sekarang yang bener yah! '' kata Eka.

Lalu Bowo berjalan tenang ke arah kanan Doni, sambil meluruskan niat supaya hening hati. Tepukan disambut dengan berimam. Kali ini nikmati nyamannya suasana kesempurnaan.


Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi SAW masuk ke dalam masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk untuk melakukan shalat, setelah itu ia datang kepada Nabi dengan mengucapkan salam, lalu Nabi menolak orang itu dan bersabda : ''Ulangilah kembali shalatmu, karena sesungguhnya kamu belum shalat'', lalu ia shalat dan setelah itu datang kepada Nabi dengan mengucapkan salam, kemudian beliau bersabda lagi : ''Ulangilah shalat.'' Hingga tiga kali beliau menyuruh mengulangi. Lalu orang itu berkata : ''Demi Dzat yang telah mengutus Engkau dengan benar, aku tidak tahu cara shalat yang lebih baik selain itu, maka berilah aku pelajaran''. Kemudian beliau bersabda : ''Apabila kamu berdiri untuk shalat, maka bertakbirlah kemudian bacalah apa yang mudah menurutmu dari ayat-ayat Al-Quran, kemudian rukuklah hingga kamu tenang dalam rukuk itu, kemudian bangkitlah hingga berdiri tegak, kemudian duduklah hingga kamu tenang dalam duduk itu, kemudian sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud itu. Kemudian kerjakanlah itu, dalam setiap shalatmu.'' (HR : Bukhori)

“Sejahat-jahatnya pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya", mereka bertanya: “Bagaimana ia mencuri dalam shalatnya?" Beliau menjawab: "(Ia) tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya". (Hadits riwayat Imam Ahmad, 5/ 310 dan dalam Shahihul jami’ hadits no: 997.)

Nabi saw. bersabda: “Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah mengubah kepalanya menjadi kepala keledai atau mengubah rupanya menjadi rupa keledai?”
(Muttafaq Alaih).

Sunday, October 22, 2006

Resolusi Ramadhanku Kini...


Aku datang di bulan mulia
Dengan hati penat berjelaga
Kesedihan akan kegagalan
Kerinduan akan kepulangan

Terlalu peka kadang menyejukkan
Terkadang meyesakkan
Kadang menjadi teman
Kadang menjadi musuh bebuyutan

Ingin di saat ini waktu berhenti lama
Berbaring di tanah pada satu sisi saja
Menikmati senyapnya suasana
Tanpa harus berpikir ataupun merasa

Aku lalu bertanya
Apa yang kulakukan?
Aku termakan dalam kesiaan
Seketika bangun aku dengan paksa

Malu pun mendera-dera
Seharusnya semua tersudahi
Kenapa masih berlarut-larut saja?
Kenapa harus kupasang kembali?

Aku mohon pertolonganMu ya Rabb...
Di malam-malam yang masih tersisa
Terutama di sepuluh malamMu ya Rabb...
Kubayar hari-hari sebelum yang tak kuguna

Hentikan bisikan-bisikan mereka
Yang menghantarku menjadi apa yang harus dibenci

Atas kekalahan
Aku berpasrah dan ikhlas...

Atas keburukan
Aku pahami dan ikhlas...

Atas kesalahan
Aku sesali dan ikhlas...

Mohon ampun dengan sangat
Atas segala kelemahan dan kebodohan...

Mohon perlindungan dengan sangat
Dari hasutan sesat yang dihembus-hembuskan...

Mohon tuntunan dengan sangat
Kembali berjalan dengan tatapan ke depan...

Hanya sedikit amalan kali ini yang kubanggakan
Namun tak sebanding dengan banyaknya yang kumalukan

Perasaan adalah amanah terbesarku
Perasaan adalah ujian terbesarku
Seharusnya ia tak menguasai
Kini ia yang harus kukuasai

Inilah prakarya ramadhanku apa adanya...
Dengan harapan moga Engkau ridha...

- Ramadhan 1427 H, Darmstadt 2006 M -

Eid Mubarak

Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Saturday, October 21, 2006

[Teropong]: Iklan Jerman Sambut Ramadhan???


Suatu pemandangan yang aneh di stasiun kota Darmstadt. Papan iklan besar terlihat dari sudut tempatku duduk di dalam kereta. ''Ramadhan Karim'' (dalam tulisan arab) walau 'nyempil' tidak dominan. Hah? Yang benar neh? Suatu pemandangan yang tidak pernah saya lihat di sepanjang kota-kota di Jerman sekalipun kecuali tempat-tempat perkampungan muslim.

Western Union, sebuah perusahaan jasa untuk transfer uang, yang memang dimanfaatkan banyak oleh para student terutama bangsa afrika (tunisia, marokko dll). Walau maksudnya komersil, tapi saya salut dengan keberanian perusahaan ini. Mungkin dari benak beberapa orang-orang Jerman akan bertanya-tanya dan menjadi tahu bahwa sekarang para muslimin di Jerman sedang menunaikan puasa Ramadhan.

Saturday, October 14, 2006

Perpisahan adalah Silaturahim


Ku telah memahami selama ini
Tiap pertemuan ada perpisahan
Namun apa jadinya kuasa diri
Yang dikorbankan adalah pertalian idaman

Orang-orang yang kucintai
Seperti aku mencintai diriku sendiri
Saudara-saudara dalam satu cinta
Bersama-sama mengharap ridhaNya

Walau sadar di situ akan ada jumpa
Di masa penantian maupun pengakhiran
Tersemat beratnya duka lara
Tersembunyi rasa kehilangan

Tak ada daya saling melukai perasaan
Maka tak tega kesedihan diperlihatkan
Akhirnya hanya tutur penghibur terlontar
Agar membuat kami lebih tegar

''Wahai saudaraku...
Sungguh perpisahan itu bukanlah pemutusan
Sungguh ia adalah memanjangkan
Kait lebih luas tali cinta ilahi dalam persaudaraan...''

''Wahai saudaraku...
Maka berjuanglah kamu di sana
Sedangkan aku masih berjuang di sini sementara
Moga kelak dipertemukan lagi dalam perjuangan yang sama...''

Kami pun berpelukan
Sambil melepas kata-kata asa dan doa
Lalu ia berpaling meninggalkan
Hingga lenyap nyata sosoknya

(yg lagi didera perpisahan dan perpisahan...)