Sunday, November 05, 2006

[Klip]: Tombo Ati Bagi Para Bujangan (Obat Hati VS Obat Sepi)

Grup nasyid ini kreatif juga membuat Parodi dari nasyidnya Opick yg berjudul ''Tombo Ati'' jadi ''Tombo Sepi''. So buat-buat kamu yang belum menikah, dengerin deh!!! Walau parodi tapi serius penuh nasehat... :P

Nasyid ini dibawakan di sebuah Temu Remaja di Depok. Nama grup ini Gondes (Gondrong n Desso) para alumni STAN.

Link: YOUTUBE.com

Tuesday, October 31, 2006

[Curhat]: Mulai Lagi Bikin Thesis Baru... Tapi Milih Judul Yang Mana?


Awal November sudah semakin dekat. Saatnya untuk mengulang kembali thesis untuk kedua kalinya. Tapi kali ini adalah kesempatan terakhir. Tadinya bisa tenang... kenapa makin hari malah makin deg-degan?

Ternyata pasalnya adalah saya belum bisa memastikan memilih judul yang mana dari sodoran para profesor. Kali ini saya pun tidak mencari sendiri tema, karena memang repot harus mencari bahan sana-sini sendirian dan belum tentu keterima karena harus melewati ujian kelayakan di depan profesor. Kalau ditolak bisa 'berabe'. Rugi waktu dan 'duit'.

Akhirnya bak ikuti air mengalir, saya harus meilih tawaran pak prof. Ada 3 Tema dengan perkiraan deskripsi seperti ini:
1. Hotel plus Multi Use di Airport untuk pesawat-pesawat kecil yang murah. Yang hanya terbang di sekitar Eropa saja. Titik Berat: Sirkulasi manusia, Pengelolaan Ruang, Interior, dan tentu saja Tampak Luar yang Ekspresif hingga Futuristik sebagai point 'mengundang' (Komersial)
2. Boarding School dalam kompleks kawasan Wisata berupa reruntuhan Biara Gereja dan Bangunan-bangunan tua yang sekarang dihuni oleh orang-orang kaya. Jadi di dekatnya akan dibangun sekolah (SMP dan SMA) termasuk asrama siswa dan pengajar dan ruang bersamanya.Semacam pesantren ato sekolah katolik ato mirip sekolahnya Harry Potter lahhh :P. Titik Berat: Ekspresi Bangunan yang menggambarkan ideologi penggunanya, Konsep kebersamaan, Pemilihan Struktur Konstruksi dan Bahan Bangunan.
3. Daerah Transisi berupa kompleks bangunan yang akan dibangun berdekatan dengan Stasiun Kota. Komplekini diharapkan bisa menghubungkan Stasiun dengan Komplek Perkantoran diseberangnya yang dihalangi oleh taman. Kotanya sendiri terdapat di Perancis dan berbatasan langsung dengan Jerman. Titik Berat: Menciptakan fungsi Multi Use dan koneksi antar fungsi lain disekitarnya pada komplek bangunan transisi yang akan dibangun.

Semester yang lalu saya mengambil tema perkotaan. Tema perkotaan selalu berdua mengerjakannya. Namun kali ini nampaknya judul 3 yg lebih 'city' agak berat jika bekerja sendirian karena temanya memang sulit. Belajar dari semester lalu, yakni tak ada satu orang jermanpun yang mau berkelompok dengan orang asing, dan lagipula pada saat pertemuan pertama, tidak ada satupun orang asing di sana kecuali saya. Tema nomer 3 nampaknya saya lepas, kecuali jika saya mendapatkan partner.

Untuk tema nomer 1, menarik dan menantang. Namun saya yang anti-komersil, masih berat meninggalkan idealisme :). Keuntungan utama saya adalah, dunia airport sudah saya kenal dengan baik, apalagi saya masih bekerja di Airport di Frankfurt sebagai Satpam :). Setelah survey lokasi, sepertinya tiba-tiba saya mendapatkan banyak kelemahan di lokasi untuk bisa memperkuat konsep, karena acuan ide sepertinya tak saya temukan kecuali Master Plan Aiport tersebut di 20 tahun mendatang (mungkin ini yang bisa jadi acuan). Padahal di kepala saya sudah berputar banyak ide-ide bagus sebelum survey. Nampaknya agak sedikit buyar, namun mungkin beberapa ide masih bisa dipertahankan.

Untuk nomer 2, tampak tidak istimewa di mata saya, terlihat mudah namun kadang bisa menipu karena mudahnya :D. Yang menjadi persoalan lokasinya terpencil, tak bisa dijangkau dengan angkutan umum, kecuali dengan mobil pribadi. Jadi survey bolak-balik lokasi tidak memungkinkan. Konsepnya akan sangat abstrak karena berkaitan dengan siapa pengguna bangunan dan apa ideologi mereka. Saya sendiri masih belum mendapatkan ide dari proyek ini.

Saya kali ini mungkin hanya bisa pasrah. Tidak ingin terlalu mengikuti kemauan sendiri apalagi idealisme. Kali ini saya akan serahkan kepada takdir. Moga Allah meberikan pilihan yang terbaik buat saya.

Ada masukan tidak dari rekan-rekan sekalian, sebaiknya saya pilih yang mana? Mungkin bisa membantu saya dalam memutuskan pilihan... silahkan! :)

Mungkin harus Shalat Istikharah neh... hehehehe :D

Monday, October 23, 2006

Pencuri Shalat


Ashar telah tergelincir. Tampak empat sosok memburu waktu yang akan menguning, untuk melakukan kewajiban di sebuah langgar. Waktu sempat terhalang sebelumnya oleh sebab musabab yang tak beri ijin untuk sesuai jadwal.

Setelah wudhu' membasuh noda-noda. Maju di antara mereka menjadi pimpinan atas barisan. Bergulirlah persembahan tuk sang Khaliq.

Entah mengapa seperti dikejar anjing tetangga, dua anggota kehilangan temponya. Sesekali nyaris pimpinan terdahulukan. Namun yang satunya tetap ikuti irama dengan seksama.

Hingga datang salam kedua. Lekas-lekas satu di antara dua, yang tadi sejenak terdiam, bangkit berdiri kembali mengambil tempat. Lalu melakukan gerakan yang serupa.

''Eh! Kok si Doni shalat sunnah seh? Mana ada?'' celetuk Bowo.

''Bukan lagi... Dia ngulang shalat tuh...'' jawab Tommy dari arah sebelahnya.

''Emang kenapa?''

''Tadi elo seh buru-buru shalatnya kayak mo balapan karapan sapi ajah... Hampir ajah elo nyuri 'start' si Eka... Sang imam... Si Doni di sebelah elo malah jadi latahan ikut elo juga deh...''

''Ah masak...? Gua gak nyadar tuh...''

''Iyalah gak nyadar... Wong pikiran ke mana-mana... Gak konsen seh... Mikirin apa seh? Lagi capek banget yah??? Mikirin kasur??? Emang lo tukang molor seh... hahahaha....''

''Yeeeeee...''

''Wo... Kalo shalat yang tenang, dinikmati namun konsen. Harus diutamakan tumaninah di tiap gerakan. Tiap-tiapnya diresapin dengan jeda. Shalat jadi khusyu', sempurna, dan bahagia. Mendingan lo ngulang juga... Daripada cuman sah doang tapi gak diterima... Gabung ajah ama si Doni jamaah... Tuh dia hampir 2 rakaat noh... Tapi sekarang yang bener yah! '' kata Eka.

Lalu Bowo berjalan tenang ke arah kanan Doni, sambil meluruskan niat supaya hening hati. Tepukan disambut dengan berimam. Kali ini nikmati nyamannya suasana kesempurnaan.


Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi SAW masuk ke dalam masjid, lalu ada seorang laki-laki masuk untuk melakukan shalat, setelah itu ia datang kepada Nabi dengan mengucapkan salam, lalu Nabi menolak orang itu dan bersabda : ''Ulangilah kembali shalatmu, karena sesungguhnya kamu belum shalat'', lalu ia shalat dan setelah itu datang kepada Nabi dengan mengucapkan salam, kemudian beliau bersabda lagi : ''Ulangilah shalat.'' Hingga tiga kali beliau menyuruh mengulangi. Lalu orang itu berkata : ''Demi Dzat yang telah mengutus Engkau dengan benar, aku tidak tahu cara shalat yang lebih baik selain itu, maka berilah aku pelajaran''. Kemudian beliau bersabda : ''Apabila kamu berdiri untuk shalat, maka bertakbirlah kemudian bacalah apa yang mudah menurutmu dari ayat-ayat Al-Quran, kemudian rukuklah hingga kamu tenang dalam rukuk itu, kemudian bangkitlah hingga berdiri tegak, kemudian duduklah hingga kamu tenang dalam duduk itu, kemudian sujudlah hingga kamu tenang dalam sujud itu. Kemudian kerjakanlah itu, dalam setiap shalatmu.'' (HR : Bukhori)

“Sejahat-jahatnya pencuri adalah orang yang mencuri dalam shalatnya", mereka bertanya: “Bagaimana ia mencuri dalam shalatnya?" Beliau menjawab: "(Ia) tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya". (Hadits riwayat Imam Ahmad, 5/ 310 dan dalam Shahihul jami’ hadits no: 997.)

Nabi saw. bersabda: “Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah mengubah kepalanya menjadi kepala keledai atau mengubah rupanya menjadi rupa keledai?”
(Muttafaq Alaih).

Sunday, October 22, 2006

Resolusi Ramadhanku Kini...


Aku datang di bulan mulia
Dengan hati penat berjelaga
Kesedihan akan kegagalan
Kerinduan akan kepulangan

Terlalu peka kadang menyejukkan
Terkadang meyesakkan
Kadang menjadi teman
Kadang menjadi musuh bebuyutan

Ingin di saat ini waktu berhenti lama
Berbaring di tanah pada satu sisi saja
Menikmati senyapnya suasana
Tanpa harus berpikir ataupun merasa

Aku lalu bertanya
Apa yang kulakukan?
Aku termakan dalam kesiaan
Seketika bangun aku dengan paksa

Malu pun mendera-dera
Seharusnya semua tersudahi
Kenapa masih berlarut-larut saja?
Kenapa harus kupasang kembali?

Aku mohon pertolonganMu ya Rabb...
Di malam-malam yang masih tersisa
Terutama di sepuluh malamMu ya Rabb...
Kubayar hari-hari sebelum yang tak kuguna

Hentikan bisikan-bisikan mereka
Yang menghantarku menjadi apa yang harus dibenci

Atas kekalahan
Aku berpasrah dan ikhlas...

Atas keburukan
Aku pahami dan ikhlas...

Atas kesalahan
Aku sesali dan ikhlas...

Mohon ampun dengan sangat
Atas segala kelemahan dan kebodohan...

Mohon perlindungan dengan sangat
Dari hasutan sesat yang dihembus-hembuskan...

Mohon tuntunan dengan sangat
Kembali berjalan dengan tatapan ke depan...

Hanya sedikit amalan kali ini yang kubanggakan
Namun tak sebanding dengan banyaknya yang kumalukan

Perasaan adalah amanah terbesarku
Perasaan adalah ujian terbesarku
Seharusnya ia tak menguasai
Kini ia yang harus kukuasai

Inilah prakarya ramadhanku apa adanya...
Dengan harapan moga Engkau ridha...

- Ramadhan 1427 H, Darmstadt 2006 M -

Eid Mubarak

Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Saturday, October 21, 2006

[Teropong]: Iklan Jerman Sambut Ramadhan???


Suatu pemandangan yang aneh di stasiun kota Darmstadt. Papan iklan besar terlihat dari sudut tempatku duduk di dalam kereta. ''Ramadhan Karim'' (dalam tulisan arab) walau 'nyempil' tidak dominan. Hah? Yang benar neh? Suatu pemandangan yang tidak pernah saya lihat di sepanjang kota-kota di Jerman sekalipun kecuali tempat-tempat perkampungan muslim.

Western Union, sebuah perusahaan jasa untuk transfer uang, yang memang dimanfaatkan banyak oleh para student terutama bangsa afrika (tunisia, marokko dll). Walau maksudnya komersil, tapi saya salut dengan keberanian perusahaan ini. Mungkin dari benak beberapa orang-orang Jerman akan bertanya-tanya dan menjadi tahu bahwa sekarang para muslimin di Jerman sedang menunaikan puasa Ramadhan.

Saturday, October 14, 2006

Perpisahan adalah Silaturahim


Ku telah memahami selama ini
Tiap pertemuan ada perpisahan
Namun apa jadinya kuasa diri
Yang dikorbankan adalah pertalian idaman

Orang-orang yang kucintai
Seperti aku mencintai diriku sendiri
Saudara-saudara dalam satu cinta
Bersama-sama mengharap ridhaNya

Walau sadar di situ akan ada jumpa
Di masa penantian maupun pengakhiran
Tersemat beratnya duka lara
Tersembunyi rasa kehilangan

Tak ada daya saling melukai perasaan
Maka tak tega kesedihan diperlihatkan
Akhirnya hanya tutur penghibur terlontar
Agar membuat kami lebih tegar

''Wahai saudaraku...
Sungguh perpisahan itu bukanlah pemutusan
Sungguh ia adalah memanjangkan
Kait lebih luas tali cinta ilahi dalam persaudaraan...''

''Wahai saudaraku...
Maka berjuanglah kamu di sana
Sedangkan aku masih berjuang di sini sementara
Moga kelak dipertemukan lagi dalam perjuangan yang sama...''

Kami pun berpelukan
Sambil melepas kata-kata asa dan doa
Lalu ia berpaling meninggalkan
Hingga lenyap nyata sosoknya

(yg lagi didera perpisahan dan perpisahan...)

Thursday, September 21, 2006

[Info]: Mohon Maaf Menjelang Ramadhan, Bid'ahkah?




Sumber: Eramuslim.Com

Assalamualaikum wr. wb.

Yth. Pak Ustadz,

Beberapa hari lagi bulan puasa akan tiba, dan banyak di antara teman-teman saya yang muslim yang saling berkirim SMS mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa dan mohon maaf lahir batin sebelum puasa tiba. Sebenarnya apakah ada tuntunannya oleh Rasulullah SAW akan hal tersebut? Dan apakah ada tuntunannya juga untuk mengucapkan mohon maaf lahir batin pada hari raya Idul Fitri seperti yang biasa kita lakukan? Apakah ini hanya sekedar tradisi saja? Mohon penjelasan pak Ustadz tentang hal tersebut.

Terima kasih banyak sebelumnya atas penjelasan Pak Ustadz.

Wassalamualaikum wr. wb.

Susi Wulandari
susiwlndr at eramuslim.com
Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kalau yang diminta adalah dalil yang sharih dan eksplisit tentang perintah atau anjuran untuk saling bermaafan menjelang bulan Ramadhan, sudah pasti tidak ada.

Oleh karena itulah ada sebagian kalangan dari umat ini yang langsung mencap fenomena itu sebagai bid'ah. Sebab dalam pandangan mereka, pengertian bid'ah adalah sebatas tidak adanya dalil eksplisit atas suatu masalah yang berkembang di tengah masyarakat.

Pendapat seperti ini tidak bisa disalahkan, lantaran memang ada versi pengertian tentang bid'ah yang sesempit itu. Walau pun sebenarnya versi pengertian bid'ah itu sangat banyak.

Anjuran Saling Meminta Maaf dan Memaafkan Secara Umum

Sebenarnya meminta maaf dan memberi maaf kepada orang lain adalah pekerjaan yang sangat dianjurkan dalam agama. Semua ulama sepakat akan hal ini, termasuk yang membid'ahkannya bila dilakukan menjelang Ramadhan atau di hari Raya Fithr.

Allah SWT berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلينَ

Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS Al-A'raf: 199)

فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ

Maka maafkanlah dengan cara yang baik. (QS Al-Hijr: 85)

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ألاَ تُحِبُّونَ أنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ

Setiap kali mereka hendak ke luar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya, "Rasailah azab yang membakar ini." (QS An-Nuur: 22)

وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنينَ

Orang-orang yang menafkahkan, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Ali Imran: 134)

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الأُمُورِ

Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. (QS Asy-Syura: 43)

Even untuk Saling Memaafkan

Secara umum saling bermaafan itu dilakukan kapan saja, tidak harus menunggu even Ramadhan atau Idul Fithri. Karena memang tidak ada hadits atau atsar yang menunjukkan ke arah sana.

Namun kalau kita mau telusuri lebih jauh, mengapa sampai muncul trend demikian, salah satu analisanya adalah bahwa bulan Ramadhan itu adalah bulan pencucian dosa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang hal itu.

عن أَبي هريرة أنَّ رسول الله ، قَالَ: مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيماناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ متفقٌ عَلَيْهِ

Dari Abi Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Siapa yang menegakkan Ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka Allah telah mengampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalau Allah SWT sudah menjanjikan pengampunan dosa, maka tinggal memikirkan bagaimana meminta maaf kepada sesama manusia. Sebab dosa yang bersifat langsung kepada Allah SWT pasti diampuni sesuai janji Allah SWT, tapi bagaimana dengan dosa kepada sesama manusia?

Jangankan orang yang menjalankan Ramadhan, bahkan mereka yang mati syahid sekalipun, kalau masih ada sangkutan dosa kepada orang lain, tetap belum bisa masuk surga. Oleh karena itu, biar bisa dipastikan semua dosa terampuni, maka selain minta ampun kepada Allah di bulan Ramadhan, juga meminta maaf kepada sesama manusia, agar bisa lebih lengkap. Demikian latar belakangnya.

Maka meski tidak ada dalil khusus yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW melakukan saling bermafaan menjelang Ramadha, tetapi tidak ada salahnya bila setiap orang melakukannya. Memang seharusnya bukan hanya pada momentum Ramadhan saja, sebab meminta maaf itu dilakukan kapan saja dan kepada siapa saja.

Idealnya yang dilakukan bukan sekedar berbasa-basi minta maaf atau memaafkan, tetapi juga menyelesaikan semua urusan. Seperti hutang-hutang dan lainnya. Agar ketika memasuki Ramadhan, kita sudah bersih dari segala sangkutan kepada sesama manusia.

Beramaafan boleh dilakukan kapan saja, menjelang Ramadhan, sesudahnya atau pun di luar bulan itu. Dan rasanya tidak perlu kita sampai mengeluarkan vonis bid'ah bila ada fenomena demikian, hanya lantaran tidak ada dalil yang bersifat eksplisit.

Sebab kalau semua harus demikian, maka hidup kita ini akan selalu dibatasi dengan beragam bid'ah. Bukankah ceramah tarawih, ceramah shubuh, ceramah dzhuhur, ceramah menjelang berbuka puasa, bahkan kepanitiaan i'tikaf Ramadhan, pesantren kilat Ramadhan, undangan berbuka puasa bersama, semuanya pun tidak ada dalilnya yang bersifat eksplisit?

Lalu apakah kita akan mengatakan bahwa semua orang yang melakukan kegiatan itu sebagai ahli bid'ah dan calon penghuni neraka? Kenapa jadi mudah sekali membuat vonis masuk neraka?

Apakah semua kegiatan itu dianggap sebagai sebuah penyimpangan esensial dari ajaran Islam? Hanya lantaran dianggap tidak sesuai dengan apa terjadi di masa nabi?

Kita umat Islam tetap bisa membedakan mana ibadah mahdhah yang esensial, dan mana yang merupakan kegiatan yang bersifat teknis non formal. Semua yang disebutkan di atas itu hanya semata kegiatan untuk memanfaatkan momentum Ramadhan agar lebih berarti. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan niat untuk merusak dan menambahi masalah agama.

Namun kita tetap menghormati kecenderungan saudara-saudara kita yang gigih mempertahankan umat dari ancaman dan bahaya bid'ah. Isnya Allah niat baik mereka baik dan luhur.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

[Video]: The Islamic History in Europe, That Has Never Been Told

Di buku sejarah mengenai Eropa, tak pernah diterangkan dan diakui bahwa pada jaman ''Dark Ages'' ada suatu peradaban keagamaan terbesar yang mempengaruhi Eropa dalam bidang seni, ilmu dan teknologi sebelum bangkitnya jaman ''Renaissance''. Lagipula, tak banyak orang Eropa yang mengetahui tentang peradaban Andalusia tersebut, kecuali sejarahwan dan masyarakat Spanyol sendiri.

Mengherankan, kisah sejarah tentang Andalusia masih dikenang dan dibanggai oleh orang-orang Spanyol sebagai bagian dari perkembangan budaya mereka. Mereka kebanyakan bersedih dan kehilangan atas ketinggian peradaban tersebut.

Dokumenter ini akan membuka banyaknya miskonsepsi dan mispersepsi tentang jasa Islam di Eropa yang selalu ditutupi dan tak pernah diakui. Padahal sebaliknya dulu Kerajaan Islam Andalusialah yang menyusun dan mengumpulkan kembali data sejarah dan peninggalan Eropa yang sempat hilang di Eropa, terutama keilmiahan dari Yunani.

Kata beberapa teman, tarian Flamenco yang terkenal dari Spanyol adalah merupakan tarian sufi pada jaman tersebut. Hmmm bisa jadi... Selamat menikmati Video kali ini. Moga menambah pengetahuan anda tentang Kejayaan Islam di Eropa. Kali tak hanya tentang Andalusia namun juga tentang Kejayaan Islam Sisilia dan lain-lain.

Link: http://video.google.com/videoplay?docid=4948121296578586703&q=Islam+Ridley&hl=en

Monday, September 18, 2006

Kisah Muallaf: Sejuk dan Seru...!


''Kurma for the Soul'' (KFTS) kali ini agak berbeda. Bukan saya yang akan berkisah, dan bukan pula kisah-kisah yang saya temukan sehari-hari. Ini adalah kisah-kisah para Muallaf yang mereka tulis sendiri dan membagi pengalaman mereka ini untuk kita semua.

Kisah-kisah mereka kadang memberi sentilan, pencerahan, semangat baru buat kita semua. Kisah yang terkadang membuat saya tersenyum namun lebih sering memilukan hati, hingga saya sendiri sampai-sampai meneteskan air membacanya. Kisah seru yang saya belum pernah miliki ini, sangat menyejukkan hati. Jujur, mereka benar-benar beruntung.

Tak ada salahnya kisah-kisah ini juga menemani Ramadhan anda. Sehingga kita bisa bercermin kepada mereka dan mengambil pelajaran dari itu semua.

Kisah-kisah saudara-saudara kita ini terkumpul pada sebuah web dengan link Kotasantri:
http://kotasantri.com/bilik.php?aksi=Arsip&Rubrik=3

Selamat menikmati santapan rohani ini. :)

Sunday, September 17, 2006

Inkubator Ramadhan


Sadar telah surut persembahan
Setahun tak dalam perhitungan
Kini kupungut kenangan ramadhan
Kumpulkan ikrar penghambaan

Saatnya berinkubasi
Segarkan naluri dan nurani
Perhentian hanya sesaat
Tuk laju lagi melesat

Tetaskan kupu-kupu mulia
Bukanlah kembali ulat yang hina
Tak ingin lagi kesiangan
Tak ingin lagi penyesalan

Kini ramadhan kusempurnakan
Nanti ramadhan-ramadhan kecil kuciptakan
Agar berkekalan nuansanya
Hingga ramadhan berikutnya dan berikutnya

Monday, September 11, 2006

[Bongkar]: Made in Germany? Bo'ong banget!!!


Tahu tidak? ternyata semua barang dengan label serba eropa atau amerika gak ada jaminan semua itu diproduksi 100% di negaranya. Saya sendiri kaget setelah menyaksikan langsung trik-trik ini pada saat bekerja di sebuah pabrik di Jerman. Label-label ber-barcode Made in Hungary, Made in Mexico, dan Made in Philipines harus saya ganti dengan Made in Germany. Waduh!!!! Ketahuan deh belangnya...

Ok lah, ide dan modal bisa jadi dari Jerman. Kalau masalah produksi sepertinya sudah tidak terlalu banyak pabrik-pabrik di negara ini yang memroses barang dari baku menjadi barang jadi. Apalagi keberadaan pabrik-pabrik selalu mendapat pertentangan keras dari para pecinta ''Hijau'', kalau-kalau pabrik bermasalah terutama mencemari lingkungan. Bisa-bisa perlu bayar mahal hanya untuk pengawasan dan pengelolaan lingkungan tersebut.

Jadi, mereka larikan pabrik-pabrik tersebut ke negara lain, terutama yang tidak mempedulikan isu-isu lingkungan tersebut, yaitu di negara-negara selatan dan negara-negara bekas rusia. Apalagi ongkos produksi di negara ketiga sudah pasti lebih murah, terutama karena ongkos tenaga kerjanya yang murah pula.

Harga produksi yang jauh lebih murah di negara produsen tidak berimbang dengan harga jual yang kelewat lebih mahal di negara konsumen. Dengan begitu mereka bisa mengeruk lebih banyak keuntungan. Harga ongkos kirimpun bisa ditanggung tanpa perlu pusing sama sekali.

Inilah sistem kapitalis. Kini mereka masih bisa bertahan hingga ke masa depan berkat negara-negara dunia ketiga. Keuntungan pendapatan modal dan keuntungan pemeliharaan lingkungan negara mereka terjamin selalu.

Thursday, September 07, 2006

[Survey]: 10 Things I Missed About Ramadhan...


Assalaamu'alaikum wr wb.

Ramadhan sebentar lagi. Ada baiknya kita mempersiapkan diri lahir bathin. Tentu saja di dalamnya ada kebahagiaan dan kerinduan. Bulan yang hanya setahun sekali kita bertemu. Di mana kita bisa menata diri, mempercantik hati, dan menambah ibadah dan ilmu untuk dipersiapkan sebelum menjelang kehidupan sehabis ramadhan.

Kira-kira apa aja seh hal-hal yang anda dan kamu rindu semua di Bulan Ramadhan? Buat rekan-rekan muslim Indonesia ataupun Tanah Serumpun di luar negeri terutama, hal-hal apa aja seh yg dirindu pada bulan Ramadhan di Tanah Air atau Nusantara yang mungkin tidak didapatkan di luar negeri? Survey ini tidak tertutup kemungkinan buat non muslim loh... :)

Selamat bernostalgia.... Dan Selamat menjalankan puasa, moga penuh keberkahan dan kebaikan buat anda semua... Semoga kita semakin dan baik lagi dalam setiap kehidupan kita :D...

Monday, September 04, 2006

Teruslah Berjalan Tegak...


Wahai saudaraku...
Jika kini kau tertusuk ilalang
Masih ada tombak nanti menghadang
Maka bersabarlah...

Wahai saudaraku...
Sudi Allah meminjamkan kekuatan
Atas ketidak berdayaan
Maka berdoalah...

Wahai saudaraku...
Apapun hasil yang diberikan
Kau tetap mendapat ajaran dan kejayaan
Maka bersyukurlah...

Sungguh kau sedang membuka tiap-tiap pintu kemuliaan
Maka teruslah berjalan tegak...

Hingga terdengar di depan pintu terakhir:
''Salaamun 'alaikum, Bimaa Shabartum!'' *)

*) ''...Keselamatan atasmu, berkat kesabaranmu...'' (QS. Ar- Ra'ad (13): 18-24)

Sunday, September 03, 2006

[Teropong]: Lika-liku Muslim dalam Perantauan


"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (Qs. Alam-Nasyrah [94]: 1-8).

Ayat ini turun pada saat Rasulullah dan kaum muslimin mendapat tekanan dan olok-olokan dari kaum musyrikin. Bahwa jika kaum muslimin bersabar setelah kesulitan yang ditimbulkan darinya, Allah akan memberikan jaminan kemenangan bagi kaum muslimin sehingga terhindar dari rasa cemas dan gusar.

Banyak rekan-rekan muslim dengan seenaknya mengambil ayat ini hanya demi mendapatkan kemudahan dari kehidupan mereka di luar negeri yang memang iklim, kultur dan cara hidupnya yang berbeda. Perbedaan ini, menurut anggapan mereka, akan menyulitkan terutama urusan ibadah. Padahal keadaan tak sesulit yang mereka hiperbolakan jika mereka mau menjalankan dengan sungguh-sungguh terlebih dahulu tanpa keputus asaan yang terlalu dini. Usaha sebaiknya diprioritaskan pada saat permulaan, sebelum menjatuhkan keputusan bahwa keadaannya sulit.

'Jabatan' para perantau ini sebagai Musafir sebenarnya telah copot setelah menetap dan bermukim selama lebih dari 3 hari. Tapi terkadang masih banyak yang tetap mengaku bersafar. Gelagat ini seperti orang yang pensiun tapi tidak mau pensiun-pensiun. Semua ibadah sholat fardhu dengan gampangnya dilambatkan di akhir waktu, dijama', diqoshor, ataupun diqodho'.

Kalau saja kita mau mempelajari dan memahami ajaran islam dengan baik, bentuk-bentuk kemudahan dari berbagai kesulitan pada saat melaksanakan suatu ibadah sebenarnya telah ditetapkan dan dirinci jelas apa alasannya dan bagaimana menggantinya dan lain-lain. Tapi nyatanya rekan-rekan muslim di luar negeri lebih sering membuat caranya sendiri dengan ilmu yang buta, seakan membuat dasar fiqh baru atau mazhab sendiri.

Ada yang sholat fardhu di bangku dalam keadaan duduk pada saat perkuliahan berlangsung ataupun dalam kendaraan yang sedang parkir. Padahal masih terbentang luas tanah Allah di luar yang kita bisa bentangkan dengan sajadah. Entah rasa malu dilihat para 'bule' ataukah malu karena agama sendiri, mereka enggan untuk berdiri. Padahal badan masih sehat dan muda.

Berbeda kebanyakan orang Turki yang bersholat fardhu hanya sholat jum'at 'doang', justru Muslim Indonesia kebanyakan absen dari tempat penyelenggaraan sholat jum'at. Dengan berbagai alasan klasik karena tak sempat dari kesibukan pekerjaan maupun perkuliahan, mereka pun rutin tak bersholat jum'at, lewat dari 'bonus' yang diberikan. Padahal ada beberapa masjid yang melambatkan penyelenggaraan sholat jum'at sehabis jam kerja. Andai saja mereka mau berusaha mencari tahu.

Tapi dari kesemua itu ada yang lebih ekstrim lagi. Mereka sama sekali tidak sholat, dengan anggapan yang penting baik hati antar sesama manusia atau cukup dengan berdoa saja. Bukankah sholat yang akan menghindarkan kita dari perbuatan yang buruk? Bukankah sholat yang akan ditanyakan Allah pertama kali di hari kesudahan? Apakah yang mereka lakukan berbaik hati kepada Allah yang menciptakan dan menghidupkan mereka? Itukah rasa syukur?

Selain mengenai urusan sholat, urusan lainpun tak lepas digampangkan. Terutama dalam memilih makanan halal daripada yang haram. Padahal sudah banyak bertebaran toko-toko dan restoran-restoran muslim yang menyajikan makanan yang sudah dijamin kehalalannya dan lagi bersih dari darah, karena disembelih lehernya sesuai syariah dengan membaca 'bismillah'. Bukan yang disetrum lalu dipotong apalagi yang ditembak kepalanya. Itu 'seh' makan bangkai.

Alasan kuno mengenai kebutuhan meminum alkohol apalagi di musim dingin telah runtuh. Alkohol yang memang haram hukumnya pun tak menjamin memberi kehangatan pada tubuh. Justru sebaliknya, sang peminum bisa mengalami Hypothermia karena kedinginan setelah meneguknya. Justru yang tak meminumnya, banyak bukti mereka tetap bertahan tanpa keluhan akan cuaca dingin tersebut.

Begitulah manusia hanya ingin yang mudah-mudahnya saja, tanpa merugikan kemauan dan kesukaannya yang berasal dari nafsu. Suruhan agama hanya dijadikan kesulitan dan siksa. Tanpa alasan logispun sebenarnya kita sebagai hamba yang taat dan mempunyai naluri ketuhanan harus tetap menjalankannya dengan ikhlas. Sungguh usaha dan kesabaran mendatangkan kemenangan dan keselamatan.

Monday, August 28, 2006

Dibungkam...


Mataku pedih melihat keburukan
Mendidih hingga sedih

Hatiku lirih melihat kesalahan
Perih hingga risih

Namun apa yang bisa kulakukan
Mulutku tak berkata sepenggalpun
Hanya bisa mengeluh dalam hati
Bermuka batu ditemani angin lalu

Aku dibungkam mereka...

Tiada yang mau mendengar
Tiada yang mau menyadari
Apa yang tak sesuai kesukaannya
Apa yang tak sesuai keinginannya

Mereka menjadi sok tidak tahu
Dan terus bermandikan lumpur neraka

Aku dibungkam mereka...

Jaman kini jaman gila
Terjerat kelabu dan mendua

Ajakan dan nasihat kebaikan dianggap mempersulit
Larangan dan kewajiban dianggap menyiksa

Aku dibungkam mereka...

RisalahMu terhenti dikerongkonganku, wahai Sang Kebenaran
Dakwahmu hanya sebatas niatku, wahai sang kejujuran

Apakah aku harus mengurus diriku sendiri saja?
Tapi bagaimana nasib mereka nanti di hari kesudahan?

Friday, July 28, 2006

Ssst!! Diam!!! ... Eh!.. Yahhhh.. Sia2 Deh!


Di hari Jum'at yang raya, seperti biasanya tempat-tempat sholat penuh sesak oleh jamaah. Kadang suka terbesit di hati beberapa perutin yang merindukan suasana: ''Coba saja setiap sholat fardhu berjamaah dipenuhi seperti ini. Alangkah indah dan kompaknya terlihat di mata hingga ke hati. Kini keutamaan Subuh dan Ashar pun sirna.''

Khotib pun berdiri memulai khotbahnya di sebuah Musholla SMP 85 Pondok Labu. Suaranya yang lantang seakan tak mampu mengalahkan desas-desus suara percakapan yang memecah keheningan. Kekhusyu'an yang selalu diidam-idamkan.

''Dang! Ntar gw tunggu lo di pos satpam. Kita jalan, ok?? Kepala gw dah butek neh ama ujian tadi. Lo tau sendiri khan Bu Ratna itu killer banget, pasti deh soal ujiannya dibikin susah..... Apalagi dia khan sukanya... bla... bla... bla....'' cerocos Bekti tanpa malu-malu.

Dadang tidak peduli dengan ''Gosip Show''-nya Bekti, dan tetap dengan seksama menyimak Khotbah. Matanya tetap ke depan tak melirik sedikitpun ke arah Bekti.

''Dang! Aduh tadi gw salah jawab tuh soal nomer 3 pas ujian tadi... Harusannya khan gini... bla... bla...'' lanjut Bekti.

Dadang memicingkan matanya dan memangku dagunya pada tangan, lalu pura-pura tidur. Dadang pikir hal itu akan menghentikan si Bekti.

''Bek...! Ssst diem napa? Berisik amat seh lo! Lagi jum'atan juga...'' potong Jaenal sambil berbisik.

''Dang...!!! Sombong amat seh loh....! Diajak ngobrol juga...'' Bekti makin panas

Dadang sedikit beranjak menjauh maju setengah shaf.

''Wooooyyyyyy!!!!'' bentak Bekti.

Suasana seketika hening ''Ziiiiiiiiiiiinngggg!!!!''. Hati sang Khotib sangat kacau seperti mendengar 'Balon Hijau Meletus' hingga terdiam sesaat.

Suasanapun menjadi ramai ber-was wis wus wes wos.

''Ssstt!!!''
''Aaaahhh... Gak tau malu apa!''
''Anak kelas 2 E yah?''
''Abis jumatan gw tampol lo!!!''
''Nah lo... nah lo.. nah lo.. nah lo...!''

Sang Khotib seketika melanjutkan khotbahnya, mencoba menandingi suara-suara fals tersebut.

Muka Bekti memerah hingga ditundukkannya. Dadang dan Jaenal memalingkan muka dari arah Bekti, pura-pura tidak kenal.

*****

Selepas 'jum'atan', Bekti 'menoyor' kepala Dadang.

''Kenapa seh tadi gw ajak ngobrol kagak mao?'' tanya Bekti 'bete'.

''Yeeee...!!! Elo tuh yang rusuh... Gawat lo... Sakit lo ape! Pas khotbah kok ngobrol'' timpal Jaenal membela Dadang.

''Iya bek... Masak lo gak dengerin Pak Ali pas Pelajaran Agama Islam sebelon ujiannya Bu Ratna... Elo seh suka gak meratiin pelajaran. Ngobrol mulu ato baca komik. Pelajaran lo gak peratiin, giliran ujian aja lo perhatian... Gak heran gw kalo lo jadi kalang kabut dan gak bisa nyelesein soal...!'' kata Dadang sambil 'menoyor' balik.

''Emang kenapa?''

''Khotib itu menyampaikan pelajaran buat kita. Nah... Pas Khotbah tuh gak boleh ngobrol ato berkata-kata apalagi berkata ''Diam!'' sekalipun... Sholat Jum'at lo bisa sia-sia dan gak dapet pahala... Apalagi banyak ulama yang mengharamkan, jadi malah berdosa deh....''

''Heh? Jadi tadi gw ikutan salah juga dong Dang?'' kata Jaenal khawatir.

''Asyik jadinya gw ada temennya dunks.'' kata Bekti sambil merangkul Jaenal.

''Huss!!! Gitu ajah lo seneng...Udah bikin salah juga... Malu tuh dipiara dikit...'' canda Dadang sambil memberantaki rambut Bekti.

''Wooooyyyyy!!!''



Dari Abu Hurairah. Bahwa Nabi saw. telah bersabda: ''Apabila engkau katakan diam kepada temanmu pada hari jum'at sewaktu imam berkhotbah, maka sesungguhnya engkau telah menghapus pahala sholat Jum'atmu.'' (Riwayat Bukhari)

Dar Ibnu Abbas r.a., bahwa Nabi saw. bersabda: ''Barangsiapa yang berbicara pada hari Jum'at di waktu imam berkhotbah, maka ia adalah seperti keledai yang memikul kitab, sedang siapa yang mengingatkan orang itu dengan kata-kata 'diamlah', maka tidak sempurnalah Jumatnya.'' (Hadits Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Bazzar dan Thabrani.)

Dari Abu Hurairah r.a., Nabi saw. bersabda:''Apabila engkau mengatakan kepada temanmu pada hari Jumat sewaktu imam sedang berkhotbah: 'Diamlah', maka engkau telah melakukan hal yang sia-sia.'' (Hadits Riwayat Jama'ah selain Ibnu Majah).

Tuesday, July 25, 2006

[Save Palestine]: The Truth - Peace, Propaganda & The Promised Land

Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di Palestina? Silahkan tonton ulasan dari para banyak pengamat, terutama yang berasal dari Amerika, yang akan membeberkan semua apa yang sebenarnya terjadi, yang selalu ditutup-tutupi oleh pemerintah israel, amerika, bahkan media pers dunia.

Masihkah anda percaya dengan dunia?

Descriptions:
Peace, Propaganda & the Promised Land provides a striking comparison of U.S. and international media coverage of the crisis in the Middle East, zeroing in on how structural distortions in U.S. coverage have reinforced false perceptions of the Israeli-Palestinian conflict. This pivotal documentary exposes how the foreign policy interests of American political elites--oil, and a need to have a secure military base in the region, among others--work in combination with Israeli public relations strategies to exercise a powerful influence over how news from the region is reported. Through the voices of scholars, media critics, peace activists, religious figures, and Middle East experts, Peace, Propaganda & the Promised Land carefully analyzes and explains how--through the use of language, framing and context--the Israeli occupation of the West Bank and Gaza remains hidden in the news media, and Israeli colonization of the occupied terrorities appears to be a defensive move rather than an offensive one. The documentary also explores the ways that U.S. journalists, for reasons ranging from intimidation to a lack of thorough investigation, have become complicit in carrying out Israel's PR campaign. At its core, the documentary raises questions about the ethics and role of journalism, and the relationship between media and politics.



NB: Jika tidak bisa dibuka silahkan buka link ini: http://video.google.com/videoplay?docid=-7828123714384920696

Sunday, July 16, 2006

[Curhat]: Tak Seperti yang Kumau...


Sebelum saya mencapai papan pengumuman hasil thesis, salah satu profesor datang menghampiri saya dengan tiba-tiba. Menyampaikan kabar dengan berat hati, bahwa saya diberi kesempatan penambahan 1 semester lagi sebagai kesempatan terakhir oleh Dewan Komisi untuk merampungkan proyek saya secara maksimal. Menurut mereka, proyek perkotaan yang seharusnya dikerjakan oleh 2 orang dalam satu kelompok itu, namun saya kerjakan sendirian (single fighter), belum mencapai kata layak untuk bisa diluluskan semester ini.

Saya tidak bisa berkata apa-apa, hanya terdiam terpaku dengan wajah terkejut. Sesekali menahan air mata yang ingin keluar segera. Kegalauan dan kekecewaan menggrogoti. Sambil menerawang ke masa 1 semester yang saya habiskan sebelumnya ternyata tidak membuahkan hasil untuk lulus di semester ini. Tertahanlah sudah gambaran tanah air. Tertahanlah sudah harapan-harapan masa depan. Semua tak seperti yang kumau... Akhirnya tangispun memecah keheningan...

Sang profesor berusaha menyenangkan hatiku dengan menawarkan bantuan semampunya agar di semester depan proyek saya bisa diluluskan. Beliau juga akan bertindak langsung sebagai pembimbing rutin selama proses itu. Tak tanggung-tanggung beliau akan memberikan bantuan untuk perpanjangan VISAku, walau tak bisa membantu masalah finansialku.

Namun itu belum mampu mengobati hatiku yang menjadi melemah ini. Sepertinya tidak ada pilihan lain, selain menerima tawaran beliau. Akhirnya saya mengiyakan tawaran itu, tanpa berpikir panjang lagi. Dengan berharap kesempatan tersebut akan mendatangkan kebaikan untukku.

Saya berjalan terhoyong-hoyong menghampiri teman-temanku. Mereka lalu mencoba menyabarkanku dengan kata-kata yang menyenangkan dan menenangkan hati, sampai air matakupun mengering.

Dengan keletihan hati sampailah saya di rumah dengan segera menghadapNya. Sekali lagi aku bercermin diri. Lalu meminta ampunan dan pertolonganNya. Diri ini hanya bisa pasrah akan suratanNya. Memohon kebaikan pada kesempatan kedua kalinya. Memang inilah yang Ia mau, dan ada misteri kebaikan di dalamnya. Biarkanlah seperti yang Ia mau, karena saya ingin tetap yakin denganNya. Bahwa ada kebaikan yang akan menunggu kelak. Kebaikan yang akan mengganti kesedihanku.

Maafkan saya, ya kedua orangtuaku. Sekali lagi aku menancapkan duri kembali. Cobaanku malah menjadi cobaanmu juga. Hamba kini kembali memohon restu darimu untuk kesekian kalinya. Dukungan darimu kan kujadikan teman perjalanan usahaku kembali.

Maafkanlah ya sahabat-sahabatku. Saya mengecewakan tiap-tiap doa yang kaupanjatkan untukku.

Moga Allah melapangkan hatiku dan memudahkan usahaku untuk kesempatan kedua yang terakhir ini.

Monday, July 10, 2006

Jerat Seruling Gembala Pendusta


Di saat kau merasa sulit
Aku kan datang menghampirimu
Membebaskanmu dari belenggu semu
Memudahkan jalan hidupmu

Di saat kau kesepian dalam kesedihan
Aku kan menjadi sahabat terbaikmu
Membuang ragu terhadap keyakinan lugu
Menuntunmu ke jalan pencerahan baru

Di saat kau membutuhkan petunjuk
Aku kan memanis-maniskan lidahku
Hingga tenang perasaanmu
Hingga kau yakin dosa itu palsu

Di saat kau berjalan dalam kehidupan
Aku kan menanggalkan pesona paham lalu
Hingga terbuka lebar-lebar matamu
Akan pikatan dunia yang maju

Aku bukan pendusta apalagi penipu
Bukan seperti pendendang sok suci itu

Aku tiada maksud berburuk kepadamu
Melainkan menyelamatkanmu dari kandang kotor itu

Selamat datang kawan...
Kekecewaanku juga kekecewaanmu
Mari baku senda dengan sang wahyu
Meraih peradaban gemilang dunia ini yang dirindu

Saturday, July 08, 2006

Suraumu Kini, Ya Nabi...


Ya Nabi...
Suraumu kini rapuh dari pijakannya
Kokohnya lemah ditinggalkan pengikutmu sadar tak sadar
Beban tersalur tak merata pada para penopangnya
Bahkan selubung menipis tak mampu membentengi

Ya Nabi...
Suraumu kini coreng moreng dengan luka
Megahnya pudar diludahi caci maki dan kejahilan
Segala seruan dan ikutan menjadi musuh
Nafsu keakuan adalah suatu kemajuan dan kejayaan

Ya Nabi...
Suraumu kini telah asing dari setiap kerumunan
Kumandang adzan merambat dalam hampa udara
Shaf-shaf tak lagi disesakkan oleh bahu yang beradu
Senandung cahaya dikaburkan dalam gelap

Ya Nabi...
Suraumu kini telah aku benar-benar saksikan
Inikah jelmaan kesedihanmu sebelum perpisahan itu?

***

Ya Nabi...
Walau begitu besarnya kerinduan kami terhadapmu
Walau seribu dari kami belum mampu menyeimbangkanmu
Hanya kesabaran yang bisa menyenangkan hati kami
Hanya sisa-sisa silaturahim yang bisa menguatkan kami

Hingga keimanan merajai
Bukanlah masa, apalagi manusia

Cukup bagi kami agama kami...

Thursday, June 15, 2006

[Launching]: 'Bina-ul-Barakah', Blog Saya sebagai Arsitek


Assalaamu'alaikum wr wb.

Bina-ul-Barakah , bagi anda para peminat dan pekerja Arsitektur. Berisi tentang informasi dan konsultasi hingga diskusi arsitektural namun syar'i.

Blog ini mungkin adalah langkah awal saya sebagai seorang yang akan berprofesi sebagai arsitek. Mencoba memperpanjang silaturahim sambil berbagi buah pikiran seputar arsitektur.

Setidaknya selepas thesis yang sedang saya kerjakan sekarang, ada kesibukan baru lagi nantinya. Salah satunya blog ini.

Karena masih baru, saat ini hanya berupa blog pribadi, namun saya berharap blog ini dapat memberikan manfaat dan kebaikan bagi kita semua.

Silahkan berkenan berkunjung... :)

Friday, June 09, 2006

[Fiqh]: Sampai Jangka Kapan Kita Bisa Disebut Musafir?


Assalaamu'alaikum wr. wb.

Melanjutkan pertanyaan saya sebelumnya dulu, mengenai sholat yang dijama' maupun diqoshor. Saya sekarang berada di Jerman dalam rangka studi. Saya sudah 3 tahun di sini. Seorang teman pernah berkata bahwa kita masih bisa menjama' dan mengqoshor sholat karena masih musafir. Ada yang bilang batasnya hingga 30 hari, dan ada juga yang bilang hanya 3 hari. Yang mana yang benar, ustadz? Lalu mengenai sholat yang diqodho', uzhur apa saja yang menyebabkannya?

Jazakallah khairan katsiran.

Wassalaamu'alaikum wr. wb.

Ibnu Naufal

Jawaban:

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Batasan berapa lama seseorang boleh tetap menjama` dan mengqashar shalatnya, ada beberapa perbedaan pendapat di antara para fuqoha.

Imam Malik dan Imam As-Syafi`i berpendapat bahwa masa berlakunya jama` dan qashar bila menetap disuatu tempat selama 4 hari, maka selesailah masa jama` dan qasharnya.

Sedangkan Imam Abu Hanifah dan At-Tsauri berpendapat bahwa masa berlakunya jama` dan qashar bila menetap di suatu tempat selama 15 hari, maka selesailah masa jama` dan qasharnya.

Dan Imam Ahmad bin Hanbal dan Daud berpendapat bahwa masa berlakunya jama` dan qashar bila menetap di suatu tempat lebih dari 4 hari, maka selesailah masa jama` dan qasharnya.

Adapaun musafir yang tidak akan menetap maka ia senantiasa mengqashar shalat selagi masih dalam keadaan safar.

Ibnul Qoyyim berkata, ” Rasulullah SAW tinggal di Tabuk 20 hari mengqashar shalat”.

Disebutkan Ibnu Abbas, ” Rasulullah SAW melaksanakan shalat di sebagian safarnya 19 hari, shalat dua rakaat. Dan kami jika safar 19 hari, shalat dua rakaat, tetapi jika lebih dari 19 hari, maka kami shalat dengan sempurna”. (HR Bukhari)

Wasssalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Saturday, June 03, 2006

Bingungnya Aku sebagai Laki-laki


'Being Nice' kepada orang lain, malah membawa dilema. Apalagi kepada perempuan. Apa yang saya lakukan malah dianggap sebagai 'angin' memikat. Padahal tiada maksud tuk 'tebar pesona'.

Balasan berupa perhatian lebih pun berdatangan. Tak hanya biasa-biasa saja, namun hingga ekstrim bak perhatian dari seorang isteri.

Saya yang masih 'jomblo' begini hanya bisa menanggapinya dengan pasif, apalagi harus ada kewajiban menjaga diri dari sesuatu yang belum 'halal'.

Jomblo bukan sekedar jomblo, seumur-umur saya tak pernah pacaran, dengan beralasan 'menjaga wudhu'. Bukan bermaksud berbangga, namun saya hanya melaksanakan tugas sebagai hamba Allah.

Saya tolak pelan-pelan 'tawaran' itu dengan hati-hati supaya tak menyakiti. Namun walhasil ada yang menjadi-jadi 'pendekatan'nya dan ada pula yang mundur mengalah sambil membawa dendam untuk dia sendiri maupun bersama-sama teman-teman disekelilingnya.

Tapi jujur, tindakan mereka justru me'minus'kan penilaianku.

Bagaiman yah supaya mereka mengerti? Ataukah saya yang tidak mengerti? Apakah yang saya lakukan salah? Atau mereka yang salah?

Saya memang saat-saat ini mencari isteri untuk memenuhi 'din'ku. Tapi apakah harus seperti itu caranya? Haruskah saya ladeni saja itu semua? Bukannya ada cara yang lebih baik lagi?

Namun walau begitu, saya tak merasa bersalah. Saya hanya bingung jika dihadapkan dengan masalah itu lagi dan itu lagi. Lelah rasanya.

Yang 'being ego' itu siapa yah sebenarnya? Sayakah? Idealiskah?

Wednesday, May 31, 2006

Menangis


Wajar adanya jika menangis
Tanda diri tak punya daya
Sadar adanya Yang Maha Daya
Ego pun luluh ditelan kelemahan

Menangislah menangis
Menangislah dengan menyerah
Bukan menangisi karena tak rela
Menangislah karena kesabaran

Sekali lagilah menangis
Tapi pantang jadi pencengeng
Bukan pula lalu menjadi rapuh dan rentan
Menangis harusnya membuatmu makin kuat

Menangis...
Bukan berarti berdiam diri hingga tenggelam
Menangislah lalu beranjak dan bergerak cepat
Kebajikan apa yang akan kau sampaikan sekarang

Menangislah... terutama di malam hari yang dicintai...

(Untuk Indonesia Menangis)

Monday, May 22, 2006

[Inspirasi]: Mesin Wudhu Otomatis Buatan Pengusaha Australia Siap Dipasarkan

(Sumber: Eramuslim)

Terima Kasih Pak Gomez atas inspirasinya untuk saya sebagai seorang arsitek. Langkah anda mendahului impian saya. Moga anda diberikan hidayahNya.

*****

Anthony Gomez, Kepala dan Direktur AACE Worlwide Pty. Ltd., sebuah perusahaan Australia, berhasil menemukan dan mendesain mesin wudhu otomatis yang dioperasikan dengan sinar infra merah. Kelebihan mesin Auto Wudu Washer (AWW) yang dilengkapi dengan alat pengering ini adalah efisiensi air dan waktu.

Mesin wudhu otomatis ini nampaknya bakal laku keras, karena menurut Gomez, perusahaannya sudah menerima pesanan 600 mesin wudhu otomatis ini dari berbagai negara Muslim.

"Kami sedang dalam proses membuat kesepakatan untuk mendistribusikan mesin ini ke Arab Saudi, Kuwait, Oman dan Bahrain," kata Gomez. Ia mengatakan, belum tahu akan dihargai berapa mesin temuannya itu, namun ia meyakinkan bahwa harganya akan 'terjangkau.'

"Mesin ini bukan hanya untuk orang kaya tapi untuk semua orang, kita berusaha agar sedapat mungkin harganya terjangkau," tambah Gomez, asal Malaysia yang kini sudah menjadi warga negara Australia.

Mesin ini dibuat khusus dengan unit-unit untuk berwudhu misalnya bagian telinga, mulut, muka, tangan sampai siku, kaki sampai mata kaki, yang semuanya dibuat dalam satu unit sistem. Menurut Gomez, yang perusahaannya bergerak di bidang pembuatan komponen pesawat terbang, mesin wudhu ini seluruhnya menggunakan sistem komputerisasi.

"Anda tidak perlu menyentuh keran apapun, mesin ini dioperasikan oleh sensor infra merah berdasarkan tekonologi Australia, " jelas Gomez.

Ia mengungkapkan, pada tahap selanjutnya perusahaannya akan memproduksi mesin wudhu otomatis yang bentuknya mirip sebuah kulkas ukuran besar. Saat ini, pembuatan unit-unit mesinnya masih berbasis di Malaysia.

Gomez mengatakan, ia mendapatkan ide pertama untuk membuat mesin wudhu ini ketika ia sedang dalam perjalanan dari Taba, Mesir ke Aqaba, Yordania dengan menggunakan ferry.

"Semuanya berawal ketika tim kami dikontrak untuk membuat pintu kokpit oleh sebuah perusahaan penerbangan Mesir di Taba," kisahnya.

Setelah kontrak itu selesai, Gomez memutuskan untuk berkunjung ke Aqaba. Tapi saat itu ia ketinggalan ferry yang cepat dan terpaksa naik ferry yang lambat, yang sedang mengangkut para jamaah yang akan pergi umarh ke Makkah.

"Toiletnya sangat kotor dan ramai. Banyak para jamaah yang berwudhu dengan menggunakan wastafel dan berdiri di atas lantai yang kotor, yang sama sekali tidak higienis," sambung Gomez.

"Meski saya bukan Muslim, saya sedih melihat mereka karena keyakinan di setiap agama harus menyembah dan mengabdi pada satu tuhan," kata Gomez lagi.

Setelah kembali ke Australia, Gomez bertekad untuk memproduksi mesin wudhu yang canggih dengan menggunakan teknologi tinggi agar bisa juga menghemat waktu dan air.

"Makkah dan Madinah seringkali ramai pengunjung, bayangkan jika hampir dua juta orang berwudhu dan ini sangat sulit. Di sistim kami, hanya butuh tiga menit untuk berwudhu dengan layak," ujarnya.

Wudhu dan Aspek Spiritual

Gomez mengaku sudah berkonsultasi dengan Dewan Islam di Australia sebelum ia mengerjakan penemuan barunya itu. Menurutnya, Dewan Islam Australia sudah mengeluarkan fatwa yang membolehkan mesin wudhu itu.

Mengomentari mesin wudhu otomatis temuan Gomez, ulama Mesir Syeikh 'Abdul-Khaliq Hasan Ash-Sharif mengatakan, dia tidak melihat hal yang salah dalam penggunaan mesin wudhu itu sepanjang pilar-pilar dasar yang disyaratkan untuk berwudhu diperhatikan dengan benar.

"Ada aspek-aspek spiritual dari berwudhu yang harus diperhatikan oleh mereka yang menggunakan peralatan modern," katanya pada Islamonline.

Syeikh Hassan Asy-Syarif menegaskan, umat Islam sendiri tidak perlu terpecah belah hanya kerena mesin-mesin modern dan umat Islam tidak perlu kehilangan semangat spiritualitasnya dengan menggunakan peralatan modern seperti mesin wudhu otomatis itu.

"Umat Islam yang menggunakan mesin ini tidak boleh lupa bahwa mereka sebenarnya sedang melakukan salah satu bentuk peribadatan dan bukan sekedar kegiatan rutinitas membersihkan badan," jelasnya.

Yang dimaksud aspek spiritual itu, Syeikh Hassan Asy-Syarif mengungkapkan sebuah hadist shahih yang mengatakan bahwa dosa seseorang akan diampuni ketika tetesan air jatuh dari bagian-bagian tubuh orang yang berwudhu.

"Aspek spiritual inilah yang harus ada di pikiran seorang Muslim," tegasnya. (ln/iol)

Monday, May 08, 2006

[Thesis]: Daerah Kumuh di Jerman? Solusinya Gimana Yah?


Hehehehe... karena gatal untuk menulis walau sedang sibuk dengan thesis... mungkin yg seperti ini aja deh yang ditulis... mungkin ada teman-teman disini yang bisa memberikan kritik dan saran... :)

Thesis yang saya ambil berhubungan dengan tema Arsitektur Perkotaan. Kasusnya tidak bisa ditentukan sendiri. Karena ia hanya bisa ditentukan oleh Profesor.

Kasus yang diberikan agak rumit yaitu tentang ''Penataan Sebuah Kawasan Kumuh di Kota Berlin''. Sama halnya dengan Jakarta maupun New York, Berlin sebagai kota internasional memiliki Gap/ Kesenjangan Sosial. Baik isu kesenjangan kultur asli jerman dengan kultur asing dan juga isu perbedaan tingkat ekonomi penduduknya. Oleh karena itu Pemerintah kota Berlin mencanangkan ke depan, bahwa Berlin akan dijadikan sebagai Kota Sosial.

Munculnya kawasan kumuh di Berlin bukan disebabkan kemiskinan dari tidak adanya lapangan pekerjaan/ penghasilan, justru penyebabnya adalah kemiskinan secara sukarela (freewill). Aneh? ya! Para penghuni daerah kumuh di Jerman sebagian besar tidak bekerja, karena mereka sudah merasa cukup dengan Jaminan Sosial yang memang selalu diberikan kepada mereka yang tidak memiliki pekerjaan/ pengangguran oleh Pemerintah Jerman. Dengan kata lain mereka PEMALAS. :D

Daerah Studi thesis saya terdapat disuatu kawasan pemukiman (flat) dan perkantoran yang berdekatan dengan sebuah Kanal yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Berlin sebagai Kawasan ''Media''. Di suatu bagian dari kawasan tersebut terdapat daerah SLUM/ Daerah Kumuh yang dihuni oleh para Wanita, Lesbian, dan Pelaku Transseksual yang tinggal di karavan-karavan (seperti karavan orang gipsi). Komunitas mereka sudah sejak lama berada dan kuat hingga memiliki organisasi yang bernama ''SCHWARZER KANAL''. Setiap tahunnnya di musim panas selalu diadakan program-program event seperti Kabaret, Teater, Makan Bersama, Party, dan lain-lain. Acara ini mereka gelar secara gratis bagi para pelancong maupun seniman. Dan acara ini selalu ramai dikunjungi, apalagi tempatnya berdekatan dengan Sungai/ Kanal, sehingga mereka bisa berjemur dan berenang disana.

Namun keberadaan mereka justru menimbulkan konflik terhadap lingkungan sekitarnya. Para penghuni flat dan pekerja di kantor selalu mengeluh akan keributan, ketidak bersihan dan hal-hal yang mengganggu lainnya. Hingga keluhan ini sampai di meja pemerintah, terutama pemilik salah satu gedung perkantoran yang merasa terganggu dengan alasan Estetika Kawasan yang akan menimbulkan kekontrasan terhadap gedung mereka memang terdesain dengan nilai artistis yang bagus dan terlihat modern dan dominan. Lalu Mulai beberapa tahun lalu, pemerintah merencanakan akan mengGUSUR mereka.

Mendengar hal itu, para penghuni Schwarzer Kanal pun bereaksi menentang dan enggan digusur. Berbagai cara mereka lakukan untuk bisa tetap tinggal di sana, terutama melalui Demonstrasi dan melalui Media terutama internet.

Merekapun mengkritik pemerintah bersikap arogan dan selalu membuat program struktur kota yang sangat tidak manusiawi dan tidak pernah mengkutsertakan mereka dalam perencanaan kota. Selain kritik, mereka pun menyarankan supaya mereka tetap tinggal disana dengan merencanakan kawasan sebagai Daerah Kultur dengan fungsi yang lebih terbuka (Teater, Museum dll). Karena kalau tidak, Berlin terutama kawasan tersebut akan menjadi membosankan!

Nah... kira-kira seperti itulah gambaran problematika kasus studi thesis saya. Saya harus memberikan pemecahan masalah berupa desain dan program. Untuk pertama-tama konsern saya lebih ke keberadaan daerah kumuh tersebut. Bagaimana? Apa mereka tetap disana? Kalo tetap, bagaimana memberdayakan mereka yang notabene adalah para pemalas?

Solusi yang terlintas adalah saya akan merencanakan fungsi kultur yang lebih kerakyatan dan terbuka dan juga akan mempertahankan mereka tetap tinggal disana (dengan memberikan Hunian yang lebih layak dan mungkin juga berupa Karavan, namun Hunian mereka diberi dengan fungsi tambahan yaitu fungsi Tempat Usaha berupa Home Indutry) dengan persyaratan ''Mereka Harus Bekerja'' dengan cara diberi ''Tanggung Jawab'' untuk menjaga lingkungannya tetap indah dan bersih. Jika tidak terjaga, maka mereka harus managgungnya dengan sebuah ''Penggusuran''.

Namun kalau saya membangun sebuah fungsi kultur, bagaimana dengan problem ''Kebisingan'' yang ditimbulkan, apalagi sifatnya ''Open Air''. Ini masih saya pelajari.

Ada masukan dari teman-teman kah? :)

Sunday, April 23, 2006

Berhenti Sejenak... Menghilang dari Permukaan...


Mungkin titik jenuh itu pun datang. Apalagi ditambah dengan kewajiban utama menamatkan kuliah di Jerman ini telah tiba. Konsentrasi kuberikan sepenuhnya untuk menjalani tugas thesis.

Aku yang selalu 'gatal' melakukan sesuatu yang baru dan lebih baru lagi namun berguna, akhirnya harus takluk dengan ketakutan akan diri sendiri. Setiap pijakan pertama untuk memulai selalu terbayang 'hantu' kesombongan yang sedang menunggu di gerbang kesuksesan yang siap menjatuhkan harga diriku.

Terlalu banyak kemampuan malah menyulitkan diriku sendiri. Banyak kepercayaan menumpuk di pundak. Hingga malu dan takut menghinggapi, bila aku bukan seperti yang orang-orang harapkan. Kadang orang terlalu jauh mengira siapa diriku dan terlalu berlebihan mengandalkanku.

Saatnya untuk menghilang ditengah-tengah kerumunan. Beberapa kegiatan harus kutanggalkan dengan rasa pilu. Bahkan banyak kekecewaan yang menghampiri yang terlihat dari keluh kesah hingga mimik dari orang-orang di sekelilingku. Walau begitu mereka masih dengan ikhlasnya berdoa dan mendukung. Seakan mereka tahu bahwa masa itu akan datang. Dimana sosokku akan lenyap perlahan-lahan dari pandangan mereka.

Maafkan aku yah! Untuk saat ini tidak sesering biasanya aku 'melengkapi' kalian semua. Mungkin akan masih ada 'kekuatan' untuk kalian dariku, namun jumlahnya mungkin sedikit dan ala kadarnya. Bahkan itu hanya berupa doa sekalipun, hingga Allah meminjamkan kekuatanNya untuk mempermudah aktivitas kalian semua. Moga segala kebaikan tercurah selalu untuk kalian semua dariNya.

Terima kasih telah 'melengkapi'ku dan memberikan 'kekuatan' kalian untukku...

Thursday, April 13, 2006

Launching!: ALIF Luncurkan Buku Pertama di Jerman


Penulis : ALIF (Aliansi Penulis Fathonah)
Terbit : 2006
Jumlah Halaman: 98
Ukuran : A5
Penerbit : IKID (Ikatan Keluarga Islam Darmstadt-Jerman)
Sampul : Soft Cover (smoke)
Harga : € 5,50 (perdana di SII Darmstadt 2006)
€ 6 (cover tidak anti air tapi dengan sampul plastik)
€ 8 (cover anti air)

***


Alhamdulillah wa syukurillah, akhirnya kami pun merampungkan buku pertama ini. Mencoba-coba untuk underground, penuh dengan proses trial and error yang berguna untuk pengetahuan kami kelak sebagai penulis yang masih belum bisa unjuk gigi.

Dari proses pengumpulan naskah, penyeleksian, penyuntingan, penataan layout, pembuatan cover dan ilustrasi hingga penjilidan sendiri. Nikmat tiada terkira!

Buku ini berisikan artikel dan cerpen mengenai sebuah sisi lika-liku kehidupan para pelajar Indonesia selama di Jerman.

Moga bermanfaat bagi semua pembaca!

***

Profil ALIF

(Aliansi Penulis Fathonah)

Menulis adalah sarana yang paling essensial untuk berdakwah. Pun Iqro´(baca) dan Kalam (pena/tulisan) menjadi pesan nyata, bahwa wujud kongkret dari berdakwah adalah menulis. Setiap ilmu dan khazanah yang didapat setiap insan hendaknya senantiasa menjadi saksi nyata, yang kelak menjadi ekstrak yang bermanfaat bagi orang lain, seperti yang pernah diungkapkan Ali bin Abi Thalib ra., “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.”

Muncullah satu ide dari beberapa Penulis Indonesia di Jerman untuk bersama-sama mengumpulkan karya-karya mereka, yang kemudian dikumpulkan dan dipersembahkan dalam satu buku. Dari sanalah timbul keinginan untuk membentuk satu komunitas yang memiliki kesamaan cita-cita, yang ujung-ujungnya ingin menunaikan amar ma´ruf nahi munkar ALIF diharapkan dapat menghasilkan insan-insan Alif (akrab dan memiliki kesatuan tauhid) dan Fathonah (cerdas/bijak) yang kelak dapat mencerdaskan dan menyejukkan pembacanya dengan menyajikan tulisan-tulisan hikmah bermanfaat. Sehingga pembaca selalu dekat dan lebih dekat lagi terhadap Rabb-nya.

Komunitas ini terbuka bagi semua kalangan penulis-penulis Indonesia di Jerman, yang mempunyai Visi dan Misi. Mengingat usianya yang masih terbilang dini, ALIF...

Darmstadt, April 2006 Milis perkumpulan kami di Jerman: http://groups.yahoo.com/group/aliansi_penulis_fathonah/
Pesan buku: ibnu.ihsan@gmail.com

Friday, April 07, 2006

ABG: 'Anak' Baru 'Ghiroh'


Pada saat akan naik ke kelas 2 SMU, aku merasa jenuh dengan kegiatan Ekstrakurikuler yang aku jalani. English Club. Ada keinginan untuk mengganti kegiatan itu dengan kegiatan lainnnya. Yang lebih santai dan menyenangkan.

Untuk kegiatan Paskibraka sepertinya sudah telat. Kalau ikut kegiatan olah raga seperti Basket dan Voli, kurang menarik menurutku, walaupun badanku sebenarnya besar. Apalagi yah? Karya Ilmiah Remaja, Melukis, Pecinta Alam, ROHIS dan Paduan Suara. Lalu katanya akan dibuka kegiatan baru, yaitu PMR. Duh, makin pusing saja untuk memilih.

Akupun berkesempatan sekedar mampir di Mushollah sekolah. Mencoba-coba mempelajari kegiatan ROHIS di sana. Apalagi sudah lama absen dari kegiatan 'ngaji' sejak akhir SD. Kadang jadi suka terkenang-kenang dengan jaman-jaman masih 'TPA' dulu di Ujung Pandang.

ROHIS, kegiatan yang menarik. Anak-anaknya secara umum juga menyenangkan. Kegiatannya pun bermanfaat.

Tapi datang kekecewaan. Beberapa dari mereka nampak keras dan terasa kasar jika mengobrol denganku. Tidak nyaman rasanya seperti digurui dan dihakimi. Dan yang tambah kecewanya, ketika orang yang habis menceramahiku itu ternyata sangat berbeda jika sudah berada di luar lingkaran. Corong ternyata tak sejalan dengan pangkalnya. Tanpa berpikir panjang, aku lalu memilih kegiatan PMR dan Paduan Suara.

***

Semasa kuliah, aku isi hari-hariku tidak hanya dengan kuliah. Namun juga dengan kegiatan organisasi kemahasiswaan dan Band Kampus. Senang, tapi terasa hampa. Seperti ada sesuatu yang hilang. Sesekali aku mengalihkan pandangan ke arah Masjid Kampus. Memperhatikan kegiatan-kegiatan LDK. Namun akupun menutup mata dari kenyataan itu. Rasa kesal masih meraja.

Tiba-tiba sebuah Masjid baru berpijak di sebelah rumahku. Undangan melayang ke tanganku untuk turut berpartisipasi dalam pembentukan pengurus Remaja Masjidnya.

Akupun terpilih sebagai ketua umum. Apa aku 'cerewet' pada saat musyawarah? Atau karena aku bukan anak komplek apalagi bukan anak kampung? Yah sudahlah, jalankan saja tanggung jawab ini. Banyak suara yang memilih, artinya akan banyak pula bantuan dari mereka selama memimpin dalam kala 2 tahun.

Alhamdulillah, kegiatan pun berjalan. Di mulai dengan kegiatan pengajian rutin. Banyak pengetahuan berguna yang aku cerna disini. Sampai-sampai kegiatan organisasi kemahasiswaan kutinggalkan, dan kegiatan Band kukurangi.

Akupun semakin berapi-api. Bersemangat beraktivitas di organisasi kecil ini. Semakin banyak dan bervariasi kegiatan yang kami adakan. Tak luput momen-momen islam maupun nasional yang terisi dengan acara.

Seiring berjalannya waktu, seperti ada perubahan dalam perilakuku. Kalau ada yang salah di mataku dan tidak sesuai dengan agama, akupun bertindak dengan tegas. Tak ada kata 'berperasaan' lagi dalam kamusku.

Kesabaranku pun mencapai puncaknya ketika pengajian rutin semakin lesu dan sepi dihadiri. Karena tak ingin orang lain memadamkan semangatku yang meletup-letup ini, akupun bertindak terlalu jauh dan berlebihan.

Aku tiba-tiba tersadar. Tuturku dan sikapku pun terasa lebih keras. Apa yang telah terjadi pada diriku?

''Hehehehe... Itu namanya lagi proses... Tenang!'' jawab seorang adik kelas di SMU dulu yang sempat aktif di ROHIS, dan sekarang ikut aktif membantuku di organisasi ini.

Hah? Proses? Aku tidak mengerti.

Jawaban senada pun terlontar dari Ustadz di Masjid itu, ''Sabar...! Maklum kamu masih muda begini... Semangat muda itu selalu berkobar-kobar, apalagi mempertahankan sesuatu yang diyakininya... Tidak apa-apa kok... Bukan suatu yang aneh... Cuman lagi proses... Tinggal diarahkan saja kok...''

Iya, proses. Untuk menjadi bijak itu memang perlu proses yang memakan waktu. Kadang cepat, kadang lambat. Dan kadang ada pasang surutnya untuk mencapai konsistensi (istiqomah).

Suatu yang wajar, semangat yang meletup-letup dimiliki oleh setiap orang, apalagi masih muda atau pemula sekalipun. Ia berdiri di depan dan membela sesuatu yang ia yakini dan cintai. Jika ada yang merusaknya, tak sungkan-sungkan ia pun siap 'berperang'.

Tak heran, hal ini juga terjadi pada para muallaf. Setelah mereka 'kembali', semangat merekapun berkobar-kobar tinggi. Berlomba-lomba dan bersaing untuk mengejar ketertinggalannya dari muslim yang sudah sejak orok berislam.

***

Selama studi di Jerman ini, aku tak lupa turut aktif dalam kegiatan pengajian di kotaku. Jama'ahnya pun beragam. Dari yang muda hingga lanjut usia. Dari yang baru pertama kali ikut pengajian sampai yang sudah sepuh.

Sekarang aku suka tersenyum jika melihat seorang muda maupun pemula yang punya semangat (ghiroh) besar. Maklum adanya, jika di antara mereka ada yang bersikap keras. Adapula yang di dalam lingkaran bersikap begini dan di luar lingkaran bersikap begitu. Dan maklum pula, jika ada di antara mereka bersemangat untuk berdakwah, walau pengetahuannya masih hijau sekalipun.

Hmmm.... ABG, 'Anak' Baru 'Ghiroh'. Akupun sendiri saat ini masih merasa seperti itu kadang-kadang.

Tidak mengapa dan tidak aneh. Namanya juga lagi proses. Bentuk pengarahan di dalam pengajian toh masih berlanjut hingga ke liang lahat. Pengajian adalah semacam bentuk Inkubator. Bebagai macam latar belakang disatukan dalam satu visi. Kami sama-sama belajar menjadi bijak dan membumi. Kami belajar menjadi lemah lembut, namun juga tegas. Jika ada yang salah, kami saling memperbaiki. Jika ada yang benar, kami saling menjaga. Moga istiqomah kami makin bertambah-tambah dan terjaga langkah demi langkah.

Tuesday, April 04, 2006

Ragam Ikat Kepala - Nusantara Hingga Dunia



Karena suntuk dengan rutinitas... apalagi mau persiapan thesis... sy coba-coba iseng...

Yang terlintas di kepala adalah 'Ikat Kepala''... entahlah... mungkin karena memang sejak dulu terobsesi dan mengagumi ragam ikat kepala (buat laki2)...

Coba-cobalah saya secara otodidak memakai ikat kepala dari berbagai daerah dengan melihat foto-foto yang ada di Internet (via Browser) tanpa tahu caranya.

Dari sekian banyak model ikat kepala, saya lebih menyukai ikat kepala berasal dari Bali dan Maroko karena keunikan dan nilai estetikanya yg detail, serta kerumitan cara memasangnya.

Secara umum, fungsi ikat kepala adalah sebagai lambang kehormatan si pribadi (laki2) maupun kesukuannya. Aspek-apek yg lain semisal mistis dan filosofis... sy tidak ada komentar karena tidak tahu.

Sy tidak bermaksud untuk mengajak melestarikan, namun saya lebih menganjurkan supaya kita menghargai orang-orang yang masih memakainya hingga saat ini. Soalnya banyak persepsi negatif jika ada yg memakainya. Kadang dianggap suatu ketertinggalan, kekakuan, dan kadang dianggap ekstrim hingga radikal.

Sayang sekali, banyak ragam ikat kepala di dunia yang mewarnai harus tervonis oleh anggapan itu. Saya jadi teringat UU di berbagai negara Eropah terutama Perancis yang melarang atribut berbau agama maupun budaya. Yang terkena bukan hanya yang memakai jilbab/ hijab, tapi juga yg memakai turban/ sorban dari India, yang memakai peci kupluk Yahudi dan lain-lain ikut terkena.

Aneh... kita selalu mengumandangkan pelestarian budaya di negeri sendiri, namun malah dunia seakan tak mau melestarikan budaya dunia. Seakan orang harus berpakaian yg sama (global dan internasional) daripada beragam (diversity). Sepertinya Kimono, Sari, dan kawan-kawannya pun akan punah.

Akankah ragam ikat kepala ini tetap ada hingga masa depan? Akankah menjadi Tren?

Entahlah... saya hanya pengagum ikat kepala... apalah saya...

Btw, sy cocok pake yg mana yah? (kok jadi narsis gini yah ... hehehehe :D )

NUSANTARA
1.Bali, 2.Sunda, 3.Jawa Tengah, 4. Yogyakarta, 5. Jawa Timuran, 6.Makassar dan Sekitarnya, 7.Melayu (secara umum), 8.Minang dan Minahasa, 9.Batak




DUNIA:
1.Malaysia (Tanah Hang Jebat dan Mpok Siti Nurhaliza, 2.Brunei (Sultan Bolkiah Style), 3.India (Singh Style), 4.Gujarat, Cina Barat, dan Asia -istan2, 5.Jazirah Arab bagian Timur (Aa Gym ato Diponegoro? :D), 6.Marokko dan sebagian Afrika Utara, 7.Mongol, Persia, Turki hingga Mesir


Ini mah gak usah diikat lagi dan yang disebelahnya seh bukan ikat kepala tapi peci kesayangan :)

Saturday, April 01, 2006

Iiihhh Jorse..!!! Najis Kok Dipiara !!???


Pada akhir minggu, Faiz, Jeri, dan Syahlan 'hunting' Manga di sebuah toko buku pada sebuah Mal.

Setelah puas menumpang baca dan membeli seri terbaru dari buku cerita Naruto dan Bleach, merekapun beristirahat di selasar.

''Jer... Gw kokok yah ...?'' kata Syahlan yang telah mengambil botol Aqua dari tas Jeri untuk melepas dahaganya.

''E eh... JANGAN !!! Itu bukan untuk diminum !!!'' teriak Jeri.

''HAHHH??? Kalo bukan buat diminum... buat apaan dong? Lo khan emang selalu bawa botol Aqua di tas...'' kata Syahlan sambil menyelamatkan mulutnya dari bibir botol.

''Itu buat basuh 'itu' loh...''

''Apaan seh Jer..? 'Itu' apaan ?'' tanya Faiz ikutan 'nimbrung'.

''Anu... Mmmhhh... Kalo abis buang air... khan 'itu'nya kudu dibasuh...''

''Di cebokin maksud lo ???''

''Hoooeeekkkk !!! Tega bener lo...! Bilang-bilang kek kalo buat begituan...'' kata Syahlan mual.

''Ini juga mo dibilangin... Makanya jangan asal ambil barang orang dong... Tanya dulu kek...!''

''Airnya buat basuh 'itu' dan 'itu' juga.. Jer?'' tanya faiz sambil 'nunjuk-nunjuk' dengan 'PD'-nya ke arah bawah.

''Husss!!!... Rusuh neh... Malu diliatin orang entar...!!! Entar dibilang 'gak normal' lagi kita betiga...''

''Iye-iye...Sorry... Heheheh...''

''Iyah, itu buat basuh dua-duanya kalo abis buang air... Abis mo gimana lagi... Toilet di sini gak ada semprotan airnya...''

''Pake Tisu Toilet emang gak bisa apa???'' tanya Syahlan.

''Ya enggaklah Lan... Yang afdhol itu kalo dibasuh pake air... biar bersih dari najis... Kalo enggak, entar gak bisa sholat loh! Syarat sahnya sholat khan harus suci dari najis...!''

''Hah? Gw kira jaman semaju dan lebih beradab sekarang ini... pake Tisu Toilet ajah dah cukup...''

''Iiiiiih Jorse!!! Najisnya khan masih nempel tuh... Gak keangkat... Malah belepotan kemana-mana.... Najis kok dipiara!!! Beradab begimaneeeee???''

''Berarti bule-bule yang biasa make pada jorok dong yah???''

''Iya seh... Tapi kalo gw biasanya Tisu Toiletnya dibasahin pake air... khan bisa tuh...'' kata Faiz.

''Husss... Asal deh lo! Dibasuh air itu lebih bersih... Najis-najisnya pada kebawa ama air... Kalo pake tisu basah mah... Najisnya tetep nempel kayak perangko...Gak ngepek lah yaw...''

''Ooooh gitu... Wah musti ngubah kebiasaan neh... Nanti gak bisa sholat deh jadinya''

''Wah berarti toilet manapun gak manusiawi yah... Gak beradab! Gimana seh? Malah jebakin orang gak bisa sholat gituh... Heran deh... Kita khan mayoritas muslim... Tapi apa-apa malah dipersulit...'' sesal Syahlan.

''Tullll...!!! En satu lagi neh... Kalo buang air kecil jangan di Urinal... mending di WC ajah... soalnya bakal balik mantul ke celana tuh.....'' kata Jeri memperingati.

''Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.....!!!'' teriak Faiz dan Syahlan jijik.

''Kok jadi ngomongin jorok-jorok begini seh....??? embeeeeeeerrrr!!!'' celetuk Jeri.

''Ga papa... Walau ember, kita khan jadi tahu jadinya...'' kata Syahlan.

''Sep lahhh!''

Wednesday, March 29, 2006

Syukur deh!


Seperti biasa, sehabis pulang kuliah Firman 'nebeng' mobil Rizal sampai Terminal Blok M. Selama perjalanan selalu diwarnai perbincangan seru antara keduanya.

Hingga di paruhan perjalanan...

''Jal... gw nginep di tempat lo lagi yah?'' pinta Firman memelas.

''Boleh... Mmm... Kok lo jadi keseringan nginep seh ?'' tanya Rizal.

''Gw lagi males pulang neh... Tau tuh Bokap... Bekoar mulu... Males gw...''

''Kenapa lagi seh?''

''Iyah... Semenjak nilai-nilai kuliah gw anjlok semester lalu, bokap gw marah beratsss... Sebel !!! Apa-apa gw diceramahin mulu... Bokap gw orangnya khan keras men... Puyeng gw... Phobia banget ama dia... Harusannya khan jadi ortu jangan keras lah yah...Alus-alus ajah... Adem-adem ajah gitu...''

Rizalpun 'cekikikan'.

''Lah... Elo kok malah ketawa seh... bukannya 'care' ama nasib gw gitu seh...''

''Lo kira bokap lo doang yang keras apa? Bokap gw juga loh!''

''Masak seh orang kayak elo punya bokap galak? Elo kayaknya hidupnya lempeng-lempeng aja deh...''

''Yeee... Gini yah Man... Gw kasih 'tips'... Kalo kita mau menanggapi kekerasan itu dengan cara yang baik... Gw rasa itu gak bakal jadi masalah buat kita... Batu dilawan batu khan gak 'ngepek'...''

''Iya seh... Tapi entahlah... Gw kayak orang yang paling malang gini di dunia...''

''Elo gitu seh... Apa-apa langsung dimasukin di ati... Sensi itu udah jadi penyakitnya orang-orang jaman sekarang yah? Kebanyakan nonton pelm drama Korea ama Jepang kali yah?''

''Yeee... Sensi khan manusiawi!''

''Iye... Tapi kalo sensinya disalurkan untuk hal-hal yang berguna, khan lebih bagus tuh...!!''

''Terserah dah...!!!''

''Yeee.. Gini yah... Sebenarnya seh... Kalo lo mau bersyukur apa adanya ortu lo dan mau bersabar apapun tipe ortu lo... Gw rasa gak ada tuh yang namanya sebel... gak ada tuh juga namanya penderitaan... Malah lo semakin bahagia dan semakin sayang ama ortu lo... Trus lo bakal bersyukur deh ... tiada terkira... sama Allah... Yang udah nyiptain ortu lo kayak gitu...''

''Hah? Kok gitu... Gw gak ngerti...''

''Makanya pelan-pelan Man... 'selooooonnnn'... Teliti dulu... Dipikir-pikir dulu... Dirasa-rasa dulu... Jangan langsung naik pitam dan gampang menyimpulkan sesuatu...''

''...???''

''Hehehe... Gw dulu juga pernah kayak elo... Tapi setelah gw pikir-pikir dan gw rasa-rasa... Kalo ortu gw gak kayak gitu... Mungkin gw gak bisa jadi diri gw sekarang ini... Kalo ortu gw adem-adem aja... dan cuek-cuek ajah... Bisa jadi gw gak setegar sekarang... Bisa jadi gw jadi anak manja... Bisa jadi gw gak akan bertahan menghadapi kehidupan dan malah gampang patah semangat... Bisa jadi gw gak tau tujuan hidup gw...''

''Nnnggg...''

''Bisa jadi gw kalo dilepas begitu ajah bisa jadi liar seterusnya... Karena mungkin gw pada dasarnya diciptakan dengan sifat liar bin buas, makanya gw dikasih sama Allah ortu kayak mereka biar jadi jinak... Trus... Bisa jadi kalo gw dilepas begitu ajah gw gak PD-an seterusnya... Karena mungkin gw pada dasarnya diciptakan dengan sifat pemalu bin malu-maluin, makanya gw dikasih sama Allah ortu kayak gitu biar gw PD dengan apa adanya gw... Kalo 'iya' dan 'iya' terus, kapan kita belajar 'tidak'-nya... Ngerti gak lo? Pikir positifnya aja!''

''Hmm... Gw jadi inget... Bokap pernah cerita... Dari duabelas bersaudara, cuman dia ajah tuh yg sukses... Yang lain males-malesan gak mau ngembangin diri... Walhasil idupnya gak ada kemajuan... Soalnya didikan kakek gw dulu terlalu alus dan terlalu lepas... Makanya bokap rada-rada berontak tuh... Semenjak itu dia jadi rajin dan sekarang jadi orang sukses... Tapi anehnya ampe sekarang hubungan bokap dengan kakek gw lengket banget tuh...''

''Nah... Itu salah satu contohnya... Bokap lo pasti pada saat itu berada di posisi lo yang sekarang... Walau kasusnya terbalik seh... Tapi bedanya, bokap lo bersyukur apa adanya kakek lo... Makanya lengket mulu karena makin sayang...''

''Iyah... Gw jadi ngerti deh... Memang kayaknya gw terlalu bersikap terlalu berlebihan... Kebanyakan nonton drama di tipi neh kayaknya... hehehehe...''

''Hehehe... Telenovela tuh dikurangin... Cowok gitu loh... Heheheh... Sebenarnya kalo kita mau bersyukur apa adanya yang dikasih Allah... Insya Allah semua jadi lempeng deh... Setiap apa yang dikasih dariNya itu bukan nikmat mulu, tapi terkadang cobaan juga... Asalkan kita mau bersabar dan menanggapinya dengan cara yang baik... Serta tak lupa bersyukur apa adanya...''

''Iyah... Syukur deh!... Sekarang gw jadi ngerti kata si Dayat: Setiap nikmat bisa jadi cobaan... Setiap cobaan bisa jadi nikmat...''

''Ck ck ck... Salut dah ama tu orang... Bahasanya tinggi banget... Pujangga Reliji... Ampuuunnn DJ...!''

''Jal... Gw pulang deh kalo gitu...'' kata Firman malu-malu.

''Nah gitu dong lo... Itu baru namanya temen gw... hehehe... Syukur deh!... Gw anter ampe rumah deh sebagai bonus buat lo...!''

''Alhamdulillah... Syukur deh! Heheheheh...''

Friday, March 24, 2006

Kala Kehidupanku Menyinggungmu


''Aku benci kamu... !!! Aku benci kehidupanmu yang sok bersih... sok sempurna !!!'' terpekik dari mulutmu dengan mata tajam yang menikamku dalam-dalam. Kau penggal kepalaku walau itu bukan pujian sekalipun.

Lalu kau bersuara melirih mengisahkan kesengsaraanmu di dunia. Seakan tak ada yang lebih menderita darimu. Seakan mustahil jika ada manusia yang berjalan dalam kelurusan.

Kehidupanku malah membuatmu tersinggung. Kehidupanku malah menghentikan setiap langkah harapanmu yang sedang memulih dari tidur panjang.

Entah siapa sebenarnya yang kau musuhi sejak lama. Namun serta-merta akupun harus ikut terseret ke dalam kebencianmu itu. Padahal kau tak mengenalku.

Apakah aku harus menegak khamr sehingga kau puas? Apakah aku harus melahap babi sehingga kau bahagia? Apakah aku harus berzina sehingga kau legah? Sehingga ku merendah darimu ? Sehingga ku menjadi temanmu? Sehingga kau tak merasa menjadi yang paling menderita di dunia lagi?

Apakah aku harus bunuh diri menggantikanmu?

Cacianmu telah memutuskan urat-urat tanganku. Tintapun tak mampu menggores di atas kertas yang telah kau ludahi. Hatiku pun enggan tuk berkisah lagi.

*****

Tiba-tiba tangan-tangan penyokong mengangkatku lagi ke atas permukaan. Tangan-tangan itu mengelus-elus dada dan kepalaku. Terkadang tamparan darinya juga berharga. Sehingga kutersadar kembali dari koma. Sehingga kudapat berpijak kembali di lintasan sebenarnya.

Lalu kutermenung memikirkanmu. Mengkhawatirkanmu. Walau kau pun tak sudi.

Terpahat suatu niat dibenakku. Maukah kau , ku sokong? Walau dengan tangan rapuh ini sekalipun?

Tuesday, March 14, 2006

Emansipasi di Dalam Pesawat



Adnan, Lantang, dan Siska menumpangi pesawat Garuda menuju Amsterdam. Mereka adalah mahasiswa yang terpilih sebagai peserta program pertukaran pelajar selama sebulan di Delft, Belanda.

Pada pertengahan perjalanan, Adnan dan Lantang berkesempatan untuk melaksanakan sholat. Sayang memang, di dalam Pesawat tidak tersedia Mushollah, tidak seperti yang terdapat di Malaysian Airlines. Apa mau dikata, tiket pesawat sudah di''booking'' dari program. Akhirnya mereka hanya bisa sholat di tempat duduk masing-masing.

Setelah sholat, mereka dikejutkan oleh kehadiran Siska yang sedang berdiri di dekat tempat duduk.

''Gak sholat Sis ?'' tanya Lantang.

''Lagi enggak bisa sholat !''

''Ooooo...''

''Enak yah jadi cowok. Bisa sholat kapan ajah dan di mana ajah dengan langsung. Gw yang cewek gak bisa langsung. Harus masang mukenah dulu segala. Rasanya gak adil deh... ! ''

''Kalo gitu pake mukenah aja seterusnya. Jadi gak perlu repot-repot pasang ... lepas... pasang.... Khan praktis tuh... '' kata Adnan.

''Hahaha... yang bener ajah. Masak gw pake mukenah terus... Inappropriate banget kalo gw make mukenah selain untuk sholat... '' cekikik si Siska.

''Nngggg....'' gumam Adnan sambil melirik ke Lantang yang sedang senyam senyum.

''Maksud gw khan pake jilbab...'' kata hati Adnan sambil menahan omongan lanjutan.

Thursday, March 09, 2006

Turun Mimbar Sejenak



Tampak muram muka Hadi. Bukan karena tugas Lab di Kampus yang meletihkan hingga sore hari ini, namun karena kekhawatirannya terhadap Usman, teman spiritualnya.

Tiga hari yang lalu, Usman mengkonfirmasikan kepada teman-teman se-LDK untuk urung mengisi pengajian dan khutbah jum'at di bulan ini seperti yang dijadwalkan. ''Apa karena kejadian yang tidak mengenakkan minggu lalu... ?'' bisik hati Hadi.

Maka Hadi memutuskan untuk bertandang ke rumah Usman. Ia ingin mengetahui keadaan Usman dan mendapatkan penjelasan sebenarnya.

Sampaipun ia di rumah Usman. Merekapun bertegur salam dan sapa hingga masuk ke pembicaraan inti.

''Saudaraku...Maaf... Saya mendengar dari teman-teman, bahwa kamu membatalkan jadwalmu di bulan ini. Apa yang membuatmu mundur ?'' tanya Hadi.

''Iyah saudaraku. Saya semata-mata lagi membutuhkan waktu untuk sibuk dengan diri sendiri kok... ''

''Maaf... Apakah karena perdebatan dengan Salman tempo hari itu di pengajian ?''

Usman hanya bisa tersenyum. Matanya diarahkan ke langit-langit dan seketika ke lantai.

''Saudaraku... Kejadian itu janganlah dimasukkan di hati.... Memang sakit bila menerima hinaan, apalagi menyindir kita sok suci atau sok sempurna.... Apakah dia juga suci dan dan sempurna hingga menghinamu seperti itu ? ... Memang, manusia tidak ada yang sempurna... Tapi apakah salah jika berusaha untuk menjadi sempurna... Bukankah kita adalah orang-orang yang belajar di muka bumi ini ? Bukankah belajar itu sampai ke liang lahat ?.... Jadi, bersabarlah saudaraku... Jangan hal ini menghentikan keutamaan dakwah !'' kata Hadi.

''Iyah, saya mengerti saudaraku... Kejadian itu hanyalah sekelumit dari teguran Allah, supaya saya tidak merasa menjadi besar... Justru saya mengambil pelajaran dari kejadian itu... Mencoba untuk bercermin... memperbaiki diri... dan meluruskan niat... Sehingga saya berdakwah semata-mata untuk wajib menyampaikan saja... Bukan memaniskan lidah apalagi mengharap-harap yang lebih, terutama mengharapkan didengarkan ataupun mengharapkan banyak jumlah pendengar dalam mengajak mereka mengetahui kebenaran dan melakukan kebaikan... ''

Lalu Usman mengambil Al Qur'an dan Hadits. Lalu ia membukanya dan menunjukkan kepada Hadi satu ayat dan satu hadits, yang berbunyi:

''Hai orang-orang yang beriman,mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa apa yang tiada kamu kerjakan.'' (Q.S. 61: 2-3)

Rasulullah saw bersabda yang artinya :
''Nanti pada hari kiamat ada seseorang yang didatangkan kemudian dilemparkan ke dalam neraka, maka keluarlah usus perutnya dan berputar-putar di dalamnya
sebagaimana berputarnya keledai yang sedang berada dalam penggilingannya, lantas para penghuni neraka berkumpul seraya berkata: "Wahai fulan, kenapa kamu seperti ini? Bukankah kamu dulu menyuruh untuk berbuat
baik dan melarang dari perbuatan mungkar ?" Ia menjawab: "Benar, saya dulu menyuruh untuk berbuat baik tetapi saya sendiri tidak mengerjakannya; dan
saya melarang dari perbuatan mungkar tetapi saya sendiri malah melakukannya". (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)


''Tapi saudaraku... Kamu memiliki pemahaman yang bagus... Kamu sudah layak untuk berada di jalan dakwah... '' kata Hadi setelah membacanya.

''Pemahaman harus dibarengi dengan tanggung jawab dan istiqomah, saudaraku... Antara lidah dan perbuatan harus sinkron dan terjaga... ''

''Iyah... Betul... Moga kita semua diberi kesabaran sehingga ikhlas dan istiqomah memikul tanggung jawab dakwah ini... Jadi kamu janganlah bersedih dan berhenti seperti ini... Kami malah ikut bersedih juga jadinya...''

''Hehehe.. Insya Allah saudaraku... Saya akan kembali... ''

''Kalau begitu jangan sebulan... Jangan berlama-lama... Apalagi kamu sepertinya sudah pulih... Jadwal dua minggu kedepan kamu harus kembali lagi ngisi... hehehehe...''

''Hehehe... Begitu yah ?... Hmm baik saudaraku... Insya Allah !''

''Alhamdulillah... !''