Monday, November 07, 2005

Dogma ? Doktrin ?

Dogma (dari bahasa Yunani, bentuk jamak dalam bahasa Yunani dan Inggis kadangkala dogmata) adalah kepercayaan atau ''doktrin'' yang dipegang oleh sebuah agama atau organisasi yang sejenis untuk bisa lebih otoritatif. Bukti, analisis, atau fakta mungkin digunakan, mungkin tidak, tergantung penggunaan. (Wikipedia)

Kenapa yah mendengar kata ''dogma'' dan ''doktrin'' langsung terasa penilaian yang konotatif (negatif). Apalagi manusia jaman sekarang - yang ingin bebas layaknya burung terbang di langit lepas tanpa belenggu yang mengkungkungnya yang ingin mencoba semua nikmat dunia - sangat alergi dengan istilah ini. Seperti digigit nyamuk, buru-buru ia semprotkan ruangan dengan obat nyamuk mematikan.

Sepertinya jalan dakwah itu sangat sulit menembus anggapan ini. Kita mencoba menyampaikan 1 ayat sekalipun tak mampu memancing orang-orang yang hatinya terkunci untuk berpikir dan bahkan sekalipun mendengarkannya. Kita seperti berkata-kata dengan orang yang mati di dalam kubur. Moga kita bersabar meneruskan risalah. Tugas kita hanyalah menyampaikan... bukan menghakimi.

Jaman sekarang, sedihnya banyak orang tua tidak lagi mengajarkan anaknya sholat maupun mengaji Al Qur'an atau menyerahkan bimbingan kepada ahlinya. Mereka menganggap itu suatu ''paksaan''. Menurut mereka, anak-anak itu sebaiknya dilepaskan untuk memilih sendiri jalan hidupnya dan mencoba apa-apa yang mereka inginkan. Sampai-sampai anaknya dibiarkan memilih sendiri agamanya, naudzubillah min dzalik. Anak-anak cukup belajar melalui pendidikan di sekolah-sekolah, anggap mereka. Ironisnya... bukankah 1+1=2, tetapi bukan 11. Bukankah jika ada yang menjawab 11 maka ia salah dan bodoh. Bukankah ini sama saja sebuah doktrin.

Nabi menganjurkan kita untuk mengajarkan agama kepada anak sedari kecil, terutama masalah-masalah aqidah, akhlaq dan ibadah-ibadah yang dibiasakan. Tiada paksaan tentunya... tapi mengajarkan kebenaran adalah wajib bagi kedua orang tua, karena akan berguna kelak. Justru dengan begini, mau kemana anak itu melangkah - luruskah? bengkokkah? - insya Allah dia tahu jalan kembali pulang. Seberapa jauh dia bermain, hati kecilnya selalu berkata ''La ilahailallah'' dan moga akan menunjukkan ia ke Jalan Cahaya kembali ke rumahnya, Insya Allah.

Untuk apa penolakan dengan kebenaran yang telah diturunkan ?

1 comment:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.