Thursday, March 09, 2006

Turun Mimbar Sejenak



Tampak muram muka Hadi. Bukan karena tugas Lab di Kampus yang meletihkan hingga sore hari ini, namun karena kekhawatirannya terhadap Usman, teman spiritualnya.

Tiga hari yang lalu, Usman mengkonfirmasikan kepada teman-teman se-LDK untuk urung mengisi pengajian dan khutbah jum'at di bulan ini seperti yang dijadwalkan. ''Apa karena kejadian yang tidak mengenakkan minggu lalu... ?'' bisik hati Hadi.

Maka Hadi memutuskan untuk bertandang ke rumah Usman. Ia ingin mengetahui keadaan Usman dan mendapatkan penjelasan sebenarnya.

Sampaipun ia di rumah Usman. Merekapun bertegur salam dan sapa hingga masuk ke pembicaraan inti.

''Saudaraku...Maaf... Saya mendengar dari teman-teman, bahwa kamu membatalkan jadwalmu di bulan ini. Apa yang membuatmu mundur ?'' tanya Hadi.

''Iyah saudaraku. Saya semata-mata lagi membutuhkan waktu untuk sibuk dengan diri sendiri kok... ''

''Maaf... Apakah karena perdebatan dengan Salman tempo hari itu di pengajian ?''

Usman hanya bisa tersenyum. Matanya diarahkan ke langit-langit dan seketika ke lantai.

''Saudaraku... Kejadian itu janganlah dimasukkan di hati.... Memang sakit bila menerima hinaan, apalagi menyindir kita sok suci atau sok sempurna.... Apakah dia juga suci dan dan sempurna hingga menghinamu seperti itu ? ... Memang, manusia tidak ada yang sempurna... Tapi apakah salah jika berusaha untuk menjadi sempurna... Bukankah kita adalah orang-orang yang belajar di muka bumi ini ? Bukankah belajar itu sampai ke liang lahat ?.... Jadi, bersabarlah saudaraku... Jangan hal ini menghentikan keutamaan dakwah !'' kata Hadi.

''Iyah, saya mengerti saudaraku... Kejadian itu hanyalah sekelumit dari teguran Allah, supaya saya tidak merasa menjadi besar... Justru saya mengambil pelajaran dari kejadian itu... Mencoba untuk bercermin... memperbaiki diri... dan meluruskan niat... Sehingga saya berdakwah semata-mata untuk wajib menyampaikan saja... Bukan memaniskan lidah apalagi mengharap-harap yang lebih, terutama mengharapkan didengarkan ataupun mengharapkan banyak jumlah pendengar dalam mengajak mereka mengetahui kebenaran dan melakukan kebaikan... ''

Lalu Usman mengambil Al Qur'an dan Hadits. Lalu ia membukanya dan menunjukkan kepada Hadi satu ayat dan satu hadits, yang berbunyi:

''Hai orang-orang yang beriman,mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat ? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa apa yang tiada kamu kerjakan.'' (Q.S. 61: 2-3)

Rasulullah saw bersabda yang artinya :
''Nanti pada hari kiamat ada seseorang yang didatangkan kemudian dilemparkan ke dalam neraka, maka keluarlah usus perutnya dan berputar-putar di dalamnya
sebagaimana berputarnya keledai yang sedang berada dalam penggilingannya, lantas para penghuni neraka berkumpul seraya berkata: "Wahai fulan, kenapa kamu seperti ini? Bukankah kamu dulu menyuruh untuk berbuat
baik dan melarang dari perbuatan mungkar ?" Ia menjawab: "Benar, saya dulu menyuruh untuk berbuat baik tetapi saya sendiri tidak mengerjakannya; dan
saya melarang dari perbuatan mungkar tetapi saya sendiri malah melakukannya". (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)


''Tapi saudaraku... Kamu memiliki pemahaman yang bagus... Kamu sudah layak untuk berada di jalan dakwah... '' kata Hadi setelah membacanya.

''Pemahaman harus dibarengi dengan tanggung jawab dan istiqomah, saudaraku... Antara lidah dan perbuatan harus sinkron dan terjaga... ''

''Iyah... Betul... Moga kita semua diberi kesabaran sehingga ikhlas dan istiqomah memikul tanggung jawab dakwah ini... Jadi kamu janganlah bersedih dan berhenti seperti ini... Kami malah ikut bersedih juga jadinya...''

''Hehehe.. Insya Allah saudaraku... Saya akan kembali... ''

''Kalau begitu jangan sebulan... Jangan berlama-lama... Apalagi kamu sepertinya sudah pulih... Jadwal dua minggu kedepan kamu harus kembali lagi ngisi... hehehehe...''

''Hehehe... Begitu yah ?... Hmm baik saudaraku... Insya Allah !''

''Alhamdulillah... !''

1 comment:

Anonymous said...

luruskan niat..
sempunakan ikhtiar..
tutup dengan doa dan tawakkal..