Wednesday, May 02, 2007

Sedekah, Mampu Tak Mampu...


Heri berjalan menelusuri gang yang beralaskan aspal menuju Musholla. Setengah jam nanti, ia harus mengumandangkan adzan, yang merupakan tugasnya ashar ini sebagai muadzin. Tapi sebelumnya ia ingin mendatangi warung dekat Musholla, untuk membeli Nasi Uduk buatan Mpok Salma yang terkenal lezat dan porsinya yang besar.

Beberapa meter sebelum mencapai Musholla, ia mendapati Pak Biduk sedang menutup lubang di jalan dengan batu kerikil. Heri tahu lubang itu sudah beberapa hari ini belum diperbaiki.

''Assalaamu'alaikum...'' sapa Heri.

''Wa'alaikumsalaam... Nak!''

''Kenapa bapak bersusah payah menutup lubang ini... Ini khan seharusnya urusannya Pak RT... Bapak disuruh olehnya?''

''Tidak, Nak... Ini kemauan bapak sendiri... Kasihan khan orang lalu-lalang di sini dan yang akan menuju Musholla ini... Apalagi yang bawa motor atau sepeda... Bisa bahaya... Yah, hitung-hitung bersedekah, lah Nak... walau apa adanya dan sementara...''

Mendengar jawaban Pak Biduk, Heripun teringat akan apa yang selalu Pak Biduk lakukan akhir-akhir ini. Ia pernah mendapati Pak Biduk menyingkirkan kerikil-kerikil atau kotoran binatang di jalan, supaya orang nyaman berjalan di gang ini. Ia juga pernah melihat Pak Biduk menutup kran air wudhu' Musholla yang ditinggal terbuka. Membersihkan selokan tetangganya. Rasanya tak terhingga kebaikan apa yang Pak Biduk lakukan untuk kepentingan orang lain. Namun tak ada perhatian maupun penghargaan dari orang lain akan apa yang Pak Biduk lakukan.

Tapi sedihnya, Pak Biduk bukanlah orang yang bercukupan. Ia adalah seorang tukang kebun di kompleks perumahan yang tak jauh dari sini. Dengan beberapa ekstra pekerjaan di luar pekerjaan tetapnya, ia menafkahi istri dan dua anaknya seadanya.

''Seharusnya bapak berhak mendapatkan sesuatu dari ini...''

''Hehehe... Sudahlah Nak! Bapak ikhlas... Namanya juga sedekah... Kalau bapak punya kemampuan harta, maka itu bapak sedekahkan... Kalau bapak punya ilmu, maka itu bapak sedekahkan... Sedekah untuk memperbaiki jalan ini... Namun saat ini bapak hanya bisa sedekah tenaga... Mumpung masih sehat badan... Dengan tangan dan kaki bapak yang masih mampu ini...''

''Iyah, maaf Pak... Saya berbicara tidak pada tempatnya...''

''Tidak apa-apa, Nak! Saya sangat senang bersedekah, berbuat segala kebaikan untuk orang lain... Kalau tangan dan kaki inipun tidak mampu, maka sedekah bapak adalah dengan berkata-kata baik dan bermanfaat dengan nasihat... Jika tidak mampu juga, maka sedekah bapak adalah dengan tersenyum... Dan jika bapak dipanggil oleh Allah, maka sedekah bapak adalah cangkul ini dan Al Qur'an yang bapak punyai... Bapak berikan kepada orang lain atau Musholla, supaya dimanfaatkan... Dan itu menjadi sedekah jariyah bapak insya Allah...''

Malu menyelimuti hati Heri. Lalu ia berlalu menuju warung terdekat di sana. Kemudian berbalik ke arah Pak Biduk, sambil membawa Es Teh Manis dan sebungkus Nasi Uduk Mpok Salma buat Pak Biduk.

No comments: