Thursday, December 01, 2005

Dunia Kerja Penyebab Terlantarnya Perhatian ke Anak

Kini di Indonesia banyak film yg menayangkan realitas lika-liku remaja indonesia khususnya di Jakarta. Kompleksnya masalah remaja kita diceritakan karena disebabkan kurang perhatiannya orang tua pada anak. Para remaja mengalami penyimpangan kepribadian dalam pencarian ''kasih sayang'' sebagai pelampiasan untuk melengkapi kebutuhannya yang kurang itu.

Hal ini membuat saya geram, karena tak 100 % orang tua yg menanggung kesalahan tersebut. Karena dunia kerjalah yang menyebabkan orang tua kita jarang di rumah dan menghabiskan waktunya di luar rumah untuk sebuah tender di luar kota atau atau disebuah diskotek dll. Dunia kerjalah yang membuat para orang tua menjadi materialis dan hedonis. Dunia kerjalah yang merusak akhlaq orang tua. Karena diperbudak dunia kerjalah generasi remaja menjadi korban. Yang tadinya orang tua harus mengurus anak-anak, malah harus mengurus kebutuhan sang ''anak besar'' (atasan mereka). Oleh karena itu, salahkanlah juga dan proteslah perusahaan-perusahaan dimana orang tua bekerja.

Kita harus sadari, bahwa sistem perusahaan yg ada menganut sistem ''Kapitalis'' yang bisa merenggut waktu para pekerjanya. Kita dituntut untuk bersaing dan berkarir serta, naudzubillah min zalik, harus berbuat maksiat dan kotor, memberikan segalanya hanya supaya menjadi ''orang sukses''.

Hal ini harus diketahui anak-anak remaja sekarang, supaya menasehati orang tuanya jangan diperbudak oleh pekerjaannya, dan bahwasanya sang anak tidak menuntut lebih berupa material sebagai lambang ''kasih sayang'' dari orang tua. Hadirnya orang tua di rumah lebih banyak adalah cukup bagi sang anak.

Sistem Kapitalis ini memang sudah merambah di segala sendi-sendi kehidupan kita. Tak hanya orang tua, anak-anak pun juga menjadi budak dari pencernaan melalui media-media, produk-produk, dll yang ''gemerlap''. Saking tak dapat perhatian dan kontrol dari orang tua, tak sedikit anak-anak remaja menjadi glamour materialistis, ''famous wannabe'' dan memiliki insting bersaing yang ''mengerikan'', yang hanya untuk mendapatkan sebuah ''perhatian'' dari dunia luar rumah yang tidak ia dapatkan di rumah.

Mengubah sistem yg sudah mapan ini memanglah berat. Namun jika kita mulai dari diri sendiri dan keluarga, Insya Allah, kita bisa mengubah dunia kerja menjadi lebih baik seimbang porsinya untuk keluarga. Agamalah kuncinya. ''Berhentilah makan sebelum kenyang'', prinsip inilah salah satu yang harus kita pegang.

1 comment:

Anonymous said...

Yups, Salam kenal ya.
Thanks