Monday, February 06, 2006

Akan Kemanakah Hati Kita, Kala Rasul Dihina ?



Umat Islam sedang tenggelam dalam kesedihan, ketika tersebar pelecehan terhadap sosok manusia yang paling dikagumi dan dicintai dalam sebuah bentuk Karikatur. Tak hanya berupa Pe-''Rupa''-an, namun juga isi karikatur tersebut.

Dari agama-agama di dunia yang saya kenal, Islamlah yang melarang pe''Rupa''an Tuhan dan Nabi. Hal ini semata-mata hanyalah menghindari dari perbuatan ''Syirik'' terhadap sesuatu kebendaan yang dijadikan ''berhala'' ataupun benda tersebut hanya sekedar menjadi ''media'' penyembahan sekalipun.

Yang lebih menyakitkan lagi adalah isi Karikatur tersebut. Di mana Islam digambarkan sebagai agama ’’Bar-bar’’ yang semata-mata mengajarkan ’’kekerasan’’. Saya tidak ingin menjelaskan lebih lanjut bagaimana isi karikatur ini, karena benar-benar menyakitkan.

Berbagai respon pun berdatangan. Umat Islam di berbagai negara tidak tinggal diam dan meminta kejelasan dan permintaan maaf dari ’’Biang’’nya. Namun yang diharapkan tak kunjung datang. Malah sang Biang berlindung dengan dalih ’’Kebebasan Pers’’. Hal ini malah memicu gerakan pemboikotan. Dan gerakan ini terlihat nyata dan efektif hasilnya, dimana sang Biang benar-benar dipeloroti dan semakin ’’paranoid’’. Entah permintaan maaf yang bagaimana yang akan dilontarkan dari kubu sang Biang, yang memang benar-benar ’’Penjual Kayu Bakar’’ ini.

Dari kejadian ini banyak respon yang menjadi pelajaran, baik dari kalangan Islam maupun Non Islam. Sungguh masyarakat dunia sedang diuji.

Respon 1 (Masyarakat Dunia Non Islam):

Masyarakat dunia sedang berpikir dan akan semakin tahu. Kenapa dalam agama Islam selain agama lain, Tuhan tidak di ''rupa'' kan ? Kenapa umat Islam begitu ''sensitif'' jika sang ''tokoh'' yang dicintai dilecehkan, beda dengan mereka yg selalu melecehkan agama mereka sendiri di dalam bentuk karikatur maupun Film ?

Sungguh mereka akan berpikir. Mengapa begitu teguh ajaran Islam dipegang oleh umatnya ?

Sungguh mereka akan berpikir. Begitu logisnya dan benarnya agama Islam ini. Mana mungkin Tuhan di''rupa''kan ? Bagaimana mungkin ''tokoh'' yang dielukan dilecehkan dan dijadikan ''joke'' ? Sama halnya seperti: Salah satu anggota keluarga atau saudara saja jika dilecehkan, anggota yang lain pastilah ikut membela. Itulah bentuk solidaritas.

Sungguh mereka akan berpikir. Perbedaan yang nyata antara agamanya dan agama Islam. Sungguh mereka sedang berpikir dalam ''keraguan'' diri sendiri.

Respon 2 (Umat Islam):

Bagaikan Sebuah ''Kebakaran'' terjadi di sebuah lingkungan. Ada yang bersiap2 mengambil air. Ada yang siap2 menyelamatkan harta dan keluarga. Ada yang tertidur kembali karena merasa api masih jauh dan yakin takkan sampai. Siapakah yang akan merugi jika api itu membakar lingkungan tersebut seketika ?

Sungguh ''Sensitifitas'' umat Islam sedang dicoba oleh Allah. Apakah kita hanya tinggal diam dan tertidur pulas, sedangkan indera kita sedang mati rasa pada saat itu ? Kapankah kita ''bangun'' dan bangkit bersama-sama bersatu ?

Sampai manakah batas kesabaran dan toleransi kita ? Padahal batas toleransi kita adalah Aqidah. Jika sudah dilanggar. Kita sungguh wajar dan wajib melakukan ''fight back''.

''Boikot'' hanyalah salah satu tindakan umat islam di dunia yang patut diacungi jempol. Namun kita yg berada di indonesia harus malu. Seharusnya kita melakukan sesuatu, walau bentuknya tidak berupa ''boikot'' sekalipun, walau bentuknya tidak menunjukkan ''kekerasan'' sekalipun.

Ayo tunjukkan... rasa cinta kalian terhadap agama kalian !!! Sungguh ''sensitifitas'' dan ''solidaritas'' kita sebagai seorang muslim sedang diuji.

- Hasil diskusi dengan seorang teman ''spiritual'' dan reply-reply MP sobat penulis -

No comments: